KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat,
dan karunia-Nya, Makalah tentang Konflik ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. makalah ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memenuhi nilai dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam makalah ini
disajikan materi pembelajaran tentang pengertian konfik sosial,
factor-faktor penyebab konflik sosial, dampak akibat konflik sosial, bentuk
pengendalian konflik sosial. Tujuannya
untuk mempermudah dalam memahami materi yang sedang dipelajari. kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
tugas ini. kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan, namun kami harap bahwa dengan pembuatan makalah ini akan
meningkatkan pengetahuan kami. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan , guna memperbaiki tugas ini di kemudian hari.
Demikian
semoga makalah ini ada manfaatnya, khususnya bagi kami umumnya bagi semua
pihak. Amin.
Tidore,
23 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar …......................................................................................... 1
Daftar
Isi ………………................................................................................. 2
BAB
I Pendahuluan ...................................................................................... 3
1.1
Latar Belakang …..................................................................................... 3
1.2
Tujuan ….............................................................................................. 3
BAB
II Pembahasan ..................................................................................... 4
2.1
Pengertian Konflik Sosial ......................................................................... 4
2.2
Faktor-Faktor Penyebab Konflik Sosial ...................................................... 5
2.3
Bentuk-Bentuk Konflik ............................................................................ 6
2.4
Dampak Yang Muncul Akibat Konflik Sosial .............................................. 8
2.5
Bentuk Pengendalian Konflik Sosial ........................................................... 9
BAB
III Penutup …........................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan….......................................................................................... 11
3.2 Saran …….............................................................................................. 11
Daftar
Pustaka ….......................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita sebagai makhluk sosial yang
melakukan interaksi dengan masyarakat yang ada di sekitar kita pasti pernah
mengalami suatu pertentangan atau perbedaan dengan orang – orang yang ada di
sekitar kita. Pertentangan ini yang nantinya akan menjadi sebuah konflik yang
jika dibiarkan akan menjadi suatu masalah yang akan membesar. Bisa dikatakan
bahwa konflik merupakan suatu proses sosial antara satu orang atau lebih yang
mana salah seorang di antaranya berusaha menyingkirkan pihak lain. Seperti yang
dikatakan salah satu teori dari Karl Marx yang melihat masyarakat manusia
sebagai sebuah proses perkembangan yang akan menyudahi konflik melalui konflik.
Kalau kita melihat dari teori tersebut, bisa kita simpulkan bahwa kita sebagai
masyarakat tidak bisa menghindari adanya konflik yang pastinya akan terjadi di
kehidupan kita. Contoh kecil dari konflik yaitu dari lingkungan keluarga, terkadang
kita mengalami perbedaan pendapat dengan salah satu anggota keluarga, yang
nantinya pasti akan menjadi sebuah konflik karena konflik terjadi karena
beberapa penyebab yang masing – masing mempunyai jalan tersendiri untuk
menyelesaikan konflik tersebut. Ada empat bentuk konflik yaitu konflik tujuan,
konflik peranan, konflik nilai dan konflik kebijakan. Konflik juga tidak begitu
saja muncul tapi konflik mempunyai sumber – sumber yang menjadi patokan atu
pemicu munculnya konflik antar individu maupun antar kelompok sosial.
1.2 Tujuan
Makalah
ini dibuat bertujuan untuk :
1)
Menjelaskan pengertian konflik sosial
2)
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab konflik
sosial
3)
Menganalisis dampak yang muncul karena konflik
sosial
4)
Mengidentifikasikan bentuk pengendalian sosial
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Konflik Sosial
Konflik dapat diartikan sebagai
suatu kondisi di mana terjadi ketidaksamaan persepsi, pandangan, perspektif
antara satu pihak dengan lainnya yang kemudian masing-masing pihak berusaha
untuk membenarkan pendapatnya dengan cara menyingkirkan pihak lawannya. Menurut
Soejono Soekanto, untuk menyingkirkan pihak lawan maka digunakanlah ancaman
dan/ atau kekerasan.
Konflik dapat terjadi karena
masing-masing indivdu memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Ditambah lagi
dengan tujuan dan kepentingan mereka yang tidak sama pula. Ketidaksamaan
antarindividu itulah yang kemudian
membuatnya merasa terancam dengan keberadaan individu lainnya.
Individu-individu tersebut lalu berupaya dengan menggunakan berbagai cara untuk
menyingkirkan pihak yang menjadi lawannya.
Konflik lebih sering terjadi dalam
hubungan sosial bukan personal/intim. Ini bisa terjadi karena masing-masing
pihak dalam hubungan personal menekankan perasaan-perasaan yang bisa
mempertajam perbedaan.
2.2 Faktor-Faktor
Penyebab Konflik Sosial
1)
Pebedaan Antarindividu
Contoh konflik yang dapat
terjadi ketika seorang anak ingin melanjutkan sekolahnya ke sekolah musik, sementara orang tuanya
menginginkan anaknya kuliah ekonomi. Hal ini wajar terjadi karena adanya
perbedaan antarindividu. Jika antarindividu yang masih dalam satu keluarga saja
terlibat konflik, apalagi antarindividu dengan individu lainnya yang sama
sekali tidak ada hubungan darah.
2)
Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan dapat
memicu terjadinya konflik. Contohnya perbedaan kebudayaan antara orang Eropa
yang datang ke benua Amerika dan orang Indian yang merupakan penduduk asli
menyebabkan konflik sampai menelan korban jiwa. Semakin lama semakin banyak
orang Eropa yang hijrah ke Amerika sehingga penduduk asli Amerika kemudian
ditempatkan dalam suatu perkampungan khusus. Akhirnya terjadi dominasi orang
Eropa kulit putih terhadap orang Indian.
3)
Perbedaan Kepentingan
Perbedaan kepentingan
antarindividu maupun kelompok juga dapat memicu konflik. Setiap orang atau kelompok
tentu memiliki kebutuhan maupun kepentingan. Sedangkan orang lain atau kelompok
lain pun memiliki kepentinga dan kebutuhan sendiri. Perbedaan tersebut kemudian
terbentuk dan menjadi konflik. Contohnya, pengusaha memiliki kepentingan untuk
memperolaeh laba usaha yang besar. Mereka lalu melakukan upaya guna memperbesar
laba seperti menekan biaya yang dipakai untuk menggaji buruh. Sementara itu,
para buruh memiliki kepentingan atau kebutuhan untuk hidup sejahtera melalui
gaji yang besar. Perbedaan kepentingan seperti ini bisa mendatangkan konflik
sosial di masyarakat.
4)
Perubahan Sosial
Perbedaan sosial di masyarakat
mengakibatkan timbunya konflik. Contoh, berkembangnya perkotaan menyebabkan
lahan perumahan dan pertanian menjadi sempit. Hal ini bisa mendatangkan konflik
antaranggota keluarga akibat memperebutkan tanah warisan. Contoh lain,
perubahan pandangan terhadap nilai perkawinan bisa mendatangkan konflik antar
generasi muda dengan genersi tua.
2.3 Bentuk-Bentuk Konflik
v Dilihat dari yang terlibat di dalamnya :
1) Konflik
Pribadi
Konflik pribadi terjadi antara satu individu dengan
idividu lainnya. Hal-hal yang menjadi penyebab konflik ini bisaanya adalah
hal-hal yang bersifat pribadi. Kendati demikian, konflik pribadi pun bisa
berujung kemuka hukum. Contohnya, perebutan harta warisan antara kakak dan
adik. Setelah merasa tidak dapat menyelesaikan secara damai, keduanya sepkat
untuk membawa masalah tersebut ke jalur hokum.
2)
Konflik Antar Kelompok
Konflik antarkelompok terjadi
antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Contohnya yaitu tawuran antar
pelajar. Kelompok pelajar A tidak terima dengan perlakuan anggota kelompok
pelajar B. Perbedaan pendapat itu kemudian menjadi konflik yang diwarnai bentrokan
fisik.
3)
Konflik Antaretnis
Indonesia
yang memiliki macam-macam etnis tentunya memiliki adat istiadat dan budaya yang
berbeda. Terkadang, pandangan etnis tertentu terhadap suatu hal bertolak
belakang degan pendapat kelompok etnis lainnya. Kalau sudah begini, maka
konflik pun bisa terjadi. Beberapa waktu lalu di Indonesia terjadi konflik
antaretnis seperti yang terjadi di Kalimantan.
4)
Konflik Antarnegara
Konflik antarnegara bisa terjadi
apabila muncul dominasi suatu negara atas Negara lainnya. Pada awal kemerdekaan
Indonesia, terjadi konflik antar Indonesia dengan Belanda. Penyababnya adalah
Belanda masih menganggap Indonesia sebagai wilayah jajahannya. Belanda masih
ingin mendominasi Indonesia.
v Dilihat dari latar belakang terjadinya :
a)
Konflik Politik
Banyak sekali
konflik berlatar belakang politik yang terjadi di Indonesia. Masalah internal
partai politik pun bisa meluas dan menjadi konflik politik berskala nasional
yang memakan banyak korban jiwa. Yang paling besar tentu saja konflik yang
terjadi pasca-pembrontakan G30S/PKI 1965. Konflik sosial tersebut merupakan
konflik yang palik traumatik karena memakan korban ratusan ribu atau bahkan
jutaan korban.
b)
Konflik Ekonomi
Naiknya
harga-harga, kurangnya lapangan pekerjaan, serta kesenjangan pendapat antara
orang kaya dengan orang miskin merupakan hal-hal yang menyebabkan terjadinya
konflik bernuansa ekonomi di dalam masyarakat.
c) Konflik
Budaya
Bebeberapa waktu lalu terjadi
perdebatan tentang batasan pornografi dalam Undang-Undang Antipornografi. Ini
disebabkan oleh perbedaan kebudayaan dalam memandang suatu hasil kesenian.
Bisaanya perbedaan ini terjadi antara golongan tua dengan golongan muda.
d)
Konflik Agama
Konflik agama adalh konflik yang
dilatarbelakangi oleh agama. Perbedaan tata cara beribadat, pandangan, dan
lainnya bisa menyebabkan konflik bahkan dalam intra agama sekalipun. Konflik
ini juga bisa dicampuri dengan masalah etnisitas, sehingga terjadi kerusuhan
seperti yang terjadi di Poso dan Ambon.
2.4 Dampak yang Muncul Akibat Konflik Sosial
ü Dampak Negatif :
·
Konflik menimbulkan prasangka antar pihak yang
berkonflik
·
Mengakibatkan kehilangan harta benda sampai
dengan nyawa orang
·
Renggangnya hubungan yang semula berjalan
lancar.
ü Dampak Positif :
·
Meningkatkan solidaritas kelompok (In Group
Solidarity)
Sebuah kelompok memiliki pihak lain yang
diidentifikasikan sebagai musuh bersama. Dengan ini setiap anggota kelomok
tersebut akan bekerja sama untuk menyingkirkan pihak yang diidentifikasikan
sebagai musuh bersama tadi. Contohnya, pada tahun 1998 Orde Baru merupakan
musuh bersama para mahasiswa yang menginginkan adanya reformasi. Mereka bersatu
dalam kelompok angkatan ’98 yang berusaha melengserkan Soeharto dari jabatan
Presiden.
·
Menciptakan Integrasi yang harmonis
Integrasi yang dimaksud
adalah yang terjadi setelah konflik berakhir. Contohnya seperti konflik di Aceh
antara GAM dengan Republik Indonesia. Pihak Gerakan Aceh Merdeka ingin
memisahkan diri dari Republik Indonesia. Konflik pun terjadi bertahun-tahun
tanpa adanya kesepakatan damai. Baru setelah Aceh dilanda tsunami, tercapai
kesepakatan damai antara RI dan GAM. Akhirnya GAM memutuskan untuk kembali
menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia.
·
Memperkuat identitas pihak yang berkonflik
Dengan adanya konflik, pihak-pihak yang
terlibat semakin memahami identitasnya, baik sebagai individu maupun sbagai
anggota dari sebuah kelompok. Ketika terjadi perbedaan pandangan perihal
pelaksanaan proklamasi, mereka yang berusia muda mengidentifikasikan diri
sebagai kelompok muda yang menginginkan kemerdekaan diproklamasikan secepatnya
dan tanpa bantuan dari Jepang.
·
Menciptakan kelompok baru
Ketika terjadi perang Dingin antara
Amerika Serikat dengan Uni Soviet berdiri sebuah kelompok yang bertekad tidak
mau terlibat dalam pertikaian dua Negara tersebut. Kelompok ini lah yang
menjadi Gerakan Non-Blok. Dalam hal ini, konflik yang terjadi malah
mengakibatkan munculnya kelompok baru.
·
Membawa Wawasan
Konflik juga bisa membawa wawasan kedua
belah pihak yang betikai. Contohnya pemboman Hiroshima dan Nagasaki telah
membuka mata pihak yang bertikai bahkan dunia internasional akan bahaya bom
atom.
2.5 Bentuk Pengendalian Konflik Sosial
v Dilihat dari keberadaan pihak
ketiga sebagai penengah :
1) Konsiliasi
Di dalam bentuk pengendalian ini,konflik
dikendalikan melalui sebuah lembaga. Tidak sembarang lembaga dapat berperan
dalam konsiliasi. Lembaga yang dimaksud haruslah memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
·
Diakui oleh kedua belah pihak
·
Keputusannya bersifat mengikat dan memaksa bagi
pihak-pihak yang
berkonflik
·
Bersih dan berwibawa
Jadi kedua belah phak yang berkonflik
merasa berkewajiban untuk menaati apa yang telah diputuskan oleh lembaga
tersebut.
2) Mediasi
Serupa dengan Konsiliasi, mediasi
pun menunjuk pihak ketiga sebagai penengah. Hanya saja yang membedakan adalah
dalam mediasi ini pihak yang berkonflik tidak harus melaksanakan apa yang
dikatakan oleh sang debitur.
Jadi, dalam hal ini mediator hanya
memberikan saran, pendapat, dan pandangan mengenai bagaimana konflik dapat
diselesaikan.
3) Arbitrasi
Dalam pengendalian arbitrasi dapat
di contohkan seperti didalam setiap pertandingan sepak bola, selalu ada seorang
wasit yang keputusannya harus dipatuhi oleh seluruh pemain dari kedua tim yang
bermain. Begitu pula dalam pengendalian konflik dengan cara arbitrasi. Ada
pihak ketiga yang bertindak sebagai wasit. Setiap keputusannya harus ditaati
oleh pihak yang berkonflik.
v Dilihat dari yang
berinisiatif menyelenggarakan upaya pengendalian konflik :
1) Paksaan
Cara
paksaan maksudnya pihak yang kuat memaksa pihak yang lemah untuk mengakhiri
konflik. Dalam hal ini, pihak yang memaksa mengakhiri konflik akan menjadi
pihak pemenang. Pihak yang dipaksa untuk mengakhiri konflik akan dianggap
sebagai pihak yang kalah. Ini terjadi pada perjanjian Jepang dengan pihak
sekutu setelah Jepang kalah dalam Perang Dua Kedua. Jepang menyetujui untuk
tidak memiliki Angkatan Perang, padahal ini sangat merugikan bagi Jepang
2) Sukarela
Sebuah
konflik yang berkepanjangan pastilah membawa dampak yang negative. Kedua belah
pihak yang berkonflik terkadang merasa jenuh dan ingin segera mengakhiri
konflik. Mereka kemudian sepakat untuk mengadakan pertemuan untuk bernegosiasi
membicarakan upaya menyelesaikan konflik. Hasil negosiasi tersebutlah yag
ditaati oleh kedua belah pihak sehingga terjadi perdamaian.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Jadi kesimpulannya
yaitu, semua lapisan masyarakat di dunia pernah mengalami konflik. Secara
teortis konflik sosial sebenarnya membawa manfaat yang baik bagi masyarakat
hanya saja cara dan jalannya kebanyakan mengarah ke dampak negative. Sehingga
di masyarakat banyak terjadi kerusuhan di mana-mana. Konflik sosial juga
membawa dampak positif walaupun pada kenyataannya yang terjadi dimasyarakat
kebanyakan dampak negative.
3.2
Saran
Sebaiknya kita sebagai bangsa dan negara yang
beragama dan juga bernegara hukum, seharusnya kita berusaha menghindari adanya
konflik sosial di antara masyarakat, agar Negara kita ini bisa menjadi
Negara yang penuh dengan kedamaian, kerukunan dan bebas dari segala jenis
konflik dan pertentangan.
0 komentar:
Posting Komentar