BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kemajuan
ilmu pengetahuandan tekhnologi dalam segala bidang berpengaruhi terhadap
meningkatnya kritis masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan
kebidanan.Hal itu menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme dalam menjalankan praktek kebidanan serta dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas.
Wanita
dalam pardigma kebidanan sebagai makhluk bio-psiko-sosio-kultural yang utuh dan
unik mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Model dalam kebidanan mengadopsi dari beberapa model lainnya
dan berdasarkan teori yang sudah ada yaitu diantaranya teori Ela Joy Lerhman,
sehingga tercipta sebuah model kebidanan yang sesuai dengan filosifi kebidanan
baik dari segi bidan profesi maupun wanita dan keluarga sebagai focus pelayanan
asuhan kebidanan.
Model
kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan kepada klien sehingga akan terbina suatu partnership dalam asuhan
kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan akan dapat memberikan
sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi yang mengutamakan upaya-upaya promotive dan preventif.
1.3
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana penerapan teori Ela Joy Lerhman berhubungan dengan
kasus seorang wanita pada pelayanan masa anternatal ?.
1.4. Tujuan Makalah
1.
Tujuan Umum
Meningkatnya kemampuan bidan untuk
berfikir kritis dan bertindak dengan logis, analisis dan sistimatis dalam
memberikan asuhan kebidanan ditiap jenjang pelayanan kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi atau anak balita.
2. Tujan Khusus
a.
Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan
asuhan kebidanan yang efektif sesuai kebutuhan klien/masyarakat berdasarkan
evidence based.
b.
Pengawasan sebelum persalinan terutama ditunjukkan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Yang Mempengaruhi Model Kebidan
A.
Teori Ela Joy Lerhman
Telah
dilakukan banyak penelitian untuk mempelajari isi dan proses dari pemeriksaan
antenatal. Lehrman mengidentifikasikan konsep yang menggaris bawahi asuhan
antenatal yang akan diberikan. Dimana peran bidan sangat penting dalam
memberikan asuhan kebidanan.
B.
Konsep Teori Ela Joy Lherman
Ela Joy Lherman menemukan adanya
delapan konsep dari falsafah yang menggaris bawahi pelayanan antenatal yang
diberikan oleh Bidan di Amerika, yaitu:
1.
Asuhan yang berkesinambungan (Continuity care)
Maksudnya,
asuhan yang diberikan seorang bidan terhadap klien/pasien mulai dari
prakonsepsi, masa kehamilan, nifas dan KB agar klien dapat melewati masa-masa
ini dengan baik. Asuhan berkesinambungan adalah bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister)
yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
Sasaran
pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi
upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan pelayanan kebidanan
dapat dibedakan menjadi:
a.
Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab bidan. Contohnya: Ibu melahirkan normal tanpa adanya gangguan kehamilan
( Persalinan normal ), pengobatan pada kasus dismenorhoe, pengobatan pada kasus
anemia ringan, dan lain sebagainya.
b.
Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan
sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai
salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan. Contohnya : Pengobatan pada kasus perdarahan intracranial,
pengobatan pada kasus Hipoglikemia, pengobatan pada penyakit-penyakit mfeksi
lainnya seperti ISPA, diare dan
sebagainya.
c.
Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan
dalam rangka rujukan ke system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu
pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang
menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau
fasilitas pelayanan kesehatan lain untuk meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan ibu serta bayinya.
2.
Asuhan yang berpusat pada keluarga (Family centered care)
Keluarga
adalah salah satu pusat asuhan yang sangat penting karena keluarga adalah orang
terdekat klien yang dapat memantau kien secara terus menerus, sehingga dalam
hal ini seorang bidan harus mempunyai komunikasi yang baik dengan keluarga
terutama memeberikan asuhan-asuhan yang dapat membantu sang ibu menjalani
asuhan-asuhan tersebut di rumah pada saat sang bidan tidak dapat memantau seara
langsung, keluargalah yang berperan.
3.
Penyuluhan dan konseling sebagai bagian dari asuhan
Memberikan penyuluhan kepada
individu,keluarga maupun masyarakat salah satu bentuk asuhan yang sangat
penting. Selain itu, konseling juga merupakan bagian yang sangat penting dalam
pemberian asuhan kepada klien. Konseling bertujuan agar bidan dan klien dapat
memahami satu sama lain, sehingga bidan dapat memberikan asuhan yang sesuai
dengan kebutuhan klien. Contohnya, penyuluhan tentang Perilau hidup bersih,
bagaimana cara cara menyusui yang baik, makanan bergizi yang dibutuhkan ibu
hamil, kesehatan reproduksi,KB dan lain sebagainya.
4.
Asuhan yang bersifat non-intervensi
Artinya bidan dalam memberikan
asuhan tidak semua harus dilakukan intervensi atau tindakan. Maka dalam hal ini bidan harus mulai menganalisa, mengkaji sehingga
bidan memebrikan asuhan yang sesuai.
Contohnya penyuluhan mulai dari kebersihan, makanan sehat (memberitahu asupan
gizi yang harus dipenuhi), demi menjaga esehatan ibu dan bayi.
5.
Fleksibel atau Keluwesan dalam memberikan asuhan.
Keterampilan seorang bidan dalam
memberikan asuhan harus sesuai dengan kebutuhan pasien, serta dalam seorang
bidan harus memiliki rasa percya diri, bidan tidak boleh memberikan asuhan
dengan ragu-ragu, karena jika bidan dalam memberikan asuhan ragu-ragu maka
tidak ada rasa percya klien/pasien terhadap bidan, dan ini bisa mempengaruhi
proses dalam memberikan asuhan.
6.
Keterlibatan dalam asuhan kebidanan
Dalam memebrikan asuhan, bidan harus
ikut berpatisipasi atau terlibat dalam melaksanankan asuhan. Contohnya dengan
membantu sang ibu untuk memberi nutrisi yang baik untuk janin dengan memebrikan
beberapa makanan bergizi atau bisa juga dengan membantu sang ibu memandikan
bayi.
Jadi kita sebagai seorang bidan tidak
hanya menyampaikan teori-teori saja tapi juga harus terlibat dalam praktik
asuhan tersebut.
7.
Pembelaan atau advokasi konsumen.
Sorang bidan harus selalu memeberikan
inform consent atau persetujuan sebelum melakukan tindakan kepada klien sehingga
ada persetujuan dari kedua belah pihak. Contohnya : apabila terjadi sesuatu
dalam proses persalinan dan harus diperlukan
rujukan, maka kita sebagai seorang bidan harus memberikan informasi
serta penjelasan kepada pasien serta keluarga mengapa bidan melalukan rujukan,
sehingga pasien dan keluarga dapat membuat keputusan.
8.
Waktu
Seorang bidan yang profesional akan
selalu memberikan pelayanan atau asuhan tanpa mengenal waktu dan bidan tersebut
mampu meyelesaikan asuhannya sesuai dengan batas waktu atau tepat waktu agar
asuhan-asuhan yang diberikan tidak tertunda-tunda. Contohnya pada saat ibu
hamil datang ke bidan untuk memeriksakan kehamilannya kapanpun itu, bidan harus
senantiasa ada dan siap untuk memberikan asuhan, serta tepat dalam pemberian
asuhan- asuhan sesuai kebutuhan klien/pasien.
Asuhan yang partisipatif.
Bidan dapat melibatkan klien dalam
pengkajian, evaluasi dan perencanaan pasien. Klien ikut bertanggung jawab atau
ambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palpasi
pada tempat tertentu atau ikut mendengar denyut jantung. Hal ini dimaksud
sebagai pengkajian dan merencanakan program asuhan yang dilakukan bersama
sipenerima dan sipemberi asuhan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penerapan dalam teori Ela Joy Lerhman dalam teori ini
menjelaskan tentang asuhan kebidanan yang berperan dalam pelayanan pada masa
anternatal. Mempelajari peran bidan dalam memberi informasi
yang komperensif dan memberikan nasehat dalam pelayan kebidanan tentang laktasi
dan asuhan kesehatan selama kehamilan. Untuk
pengkajian dan merencanakan program asuhan yang dilakukan bersama sipenerima
dan pemberi asuhan. Sehingga asuhan yang diberikan benar dan bermanfaat.
3.2 Saran
Agar mahasiswa kebidanan dapat
menerapkan asuhan kebidanan dalam teori ini berfikir secara kritis dan bertindak dengan logis, analisis
dan sistimatis dalam memberikan asuhan kebidanan ditiap jenjang pelayanan
kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi atau anak balita.
Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan asuhan kebidanan yang
efektif sesuai kebutuhan klien/masyarakat berdasarkan evidence based. Pengawasan sebelum persalinan terutama
ditunjukkan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
0 komentar:
Posting Komentar