Minggu, 12 Juni 2016

Konsep Kebudayaan Dan Perkembangan Sosial Budaya Indonesia

Diposting oleh Unknown di 07.36.00
Budaya berasal dari kata budhayah yang berasal dari kata budhi yang berati budi atau akal. Kebudayaan adalah hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kata budaya berati perkembangan majemuk dari budi dan daya. Jadi kebudayan adalah hasil cipta rasa dan karsa. ( Koentjoroningrat 1980).
Kebudayaan adalah peradaban yang mengandung pengertian yang luas meliputi pemahaman, dan perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat. (Taylor, 1981).
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengelola lingkungan dan mengolah sumber daya secara aktif sesuai dengan seleranya. Karena itulah manusia mengembangkan kebiasaan yang melembaga dalam struktur sosial dan kebudayaan mereka. Karena kemampuannya beradaptasi secara aktif itu pula, manusia berhasil menempatkan diri sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya di muka bumi dan paling luas persebarannya memenuhi dunia.
Kemampuan manusia membina hubungan dengan lingkungannya secara aktif itu telah membuka peluang bagi pengembangan berbagai bentuk organisasi dan kebudayaan menuju peradaban. Dinamika sosial itu telah mewujudkan aneka ragam masyarakat dan kebudayaan dunia, baik sebagai perwujudan adaptasi kelompok sosial terhadap lingkungan setempat maupun karena kecepatan perkembangannya.

MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN INDONESIA
Dinamika sosial dan kebudayaan itu, tidak terkecuali melanda masyarakat Indonesia, walaupun luas spektrum dan kecepatannya berbeda-beda. Demikian pula masyarakat dan kebudayaan Indonesia pernah berkembang dengan pesatnya di masa lampau, walaupun perkembangannya ini agak tertinggal apabila dibandingkan dengan perkembangan di negeri maju lainnya. Betapapun, masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam itu tidak pernah mengalami kemandegan sebagai perwujudan tanggapan aktif masyarakat terhadap tantangan yang timbul akibat perubahan lingkungan dalam arti luas maupun pergantian generasi.
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang memicu perubahan sosial adalah :
a.         Kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat.
b.        Kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang padagilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .
Betapapun cepat atau lambatnya perkembangan sosial budaya yang melanda, dan factor apapun penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan reaksi pro dan kontra terhadap masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Besar kecilnya reaksi pro dan kontra itudapat mengancam kemapanan dan bahkan dapat pula menimbulkan disintegrasi sosial terutama dalam masyarakat majemuk dengan multi kultur seperti Indonesia.

PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Perubahan kebudayaan adalah  suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat.
Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan organisasi social. Perubahan kebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.
Ada faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu:
1.        Mendorong perubahan kebudayaan
a.         Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan  material).
b.         Adanya individu-individu yang mudah menerima unsure-unsur perubahan kebudayaan, terutama generasi muda.
c.         Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.

2.        Menghambat perubahan kebudayaa
a.       Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah seperti : adat istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material)
b.      Adanya individu-individu yang sukar menerima unsure-unsur perubahan terutama generasi tu yang kolot.
Ada juga  faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan :
a.         Faktor Intern
-            Perubahan Demografis
-            Konflik Sosial
-            Bencana Alam
-            Perubahan Lingkungan Alam;L
b.        Faktor Ekstern
-            Perdagangan
-            Penyebaran Agama
-            Peperangan

KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan. Dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya adalah bahwa walaupun keduanya berbeda tapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan. Dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan.
Contoh :
1.        Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.

2.        Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life )
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai (sense of value)

3.        Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu

4.        Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.

5.        Kebudayaan berdasarkan profesi
Contohnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.

UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
1.        Bahasa
Adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain.

Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.        Sistem teknologi
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan.

Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik),

3.        Sistem mata pencaharian
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-ma/salah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:
·       berburu dan meramu
·       beternak
·       bercocok tanam di ladang
·       menangkap ikan

4.        Organisasi social
Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri, seperti : kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, system kenegaraan, system kesatuan hidup dan perkumpulan.

5.        Sistem pengetahuan

6.        Religi dan upacara keagamaan
Contohnya agama merupakan sebuah unsure kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia yang merupakan sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah dan untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Yang meliputi:
a.       Sistem kepercayaan
b.      Sistem nilai dan pandangan hidup
c.       Komunikasi keagamaan
d.      Upacara keagamaan

7.        Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
Jenis-jenis kebudayaan di Indonesia
Prof. Dr Koentjaraningrat menguraikan tnetang jenis kebudayaan dibagi menjadi 3 :
1.        Jenis kebudayaan sebagi kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai, norma, peraturan.
·           Abstrak
·           Terikat
·           Sistem budaya
·           Adat-istiadat
2.        Sebagai suatu kompleks akativitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
·           Konkrit dan sistem sosial
3.        Sebagai benda-benda hasil karya manusia.

PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN INDONESIA
Masyarakat Indonesia sedang mengalami masa pancaroba yang amat dahsyat sebagai akibat tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan reformasi itu berpangkal pada kegiatan pembangunan nasional yang menerapkan teknologi maju untuk mempercepat pelaksanaannya. Di lain pihak, tanpa disadari, penerapan teknologi maju itu menuntut acuan nilai-nilai budaya, norma-norma sosial dan orientasi baru. Tidaklah mengherankan apabila masyarakat Indonesia yang majemuk dengan multi kulturalnya itu seolah-olah mengalami kelimbungan dalam menata kembali tatanan sosial, politik dan kebudayaan dewasa ini.
Penerapan teknologi maju
Penerapan teknologi maju untuk mempercepat pebangunan nasional selama 32 tahun yang lalutelah menuntut pengembangan perangkat nilai budaya, norma sosial disamping ketrampilandan keahlian tenagakerja dengn sikap mental yang mendukungnya. Penerapan teknologi majuyang mahal biayanya itu memerlukan penanaman modal yang besar (intensive capitalinvestment); Modal yang besar itu harus dikelola secara professional (management) agar dapat mendatangkan keuntungan materi seoptimal mungkin. Karena itu juga memerlukan tenaga kerja yang berketrampilan dan professional dengan orientasi senantiasa mengejar keberhasilan (achievement orientation).
Tanpa disadari, kenyataan tersebut, telah memacu perkembangan tatanan sosial di segenap sector kehidupan yang pada gilirannya telah menimbulkan berbagai reaksi pro dan kontra dikalangan masyarakat. Dalam proses perkembangan sosial budaya itu, biasanya hanya merekayang mempunyai berbagai keunggulan sosial-politik, ekonomi dan teknologi yang akan keluar sebagai pemenang dalam persaingan bebas. Akibatnya mereka yang tidak siap akan tergusur dan semakin terpuruk hidupnya, dan memperlebar serta memperdalam kesenjangan sosial yang pada gilirannya dapat menimbulkan kecemburuan sosial yang memperbesar potensi konflik sosial.dalam masyarakat majemuk dengan multi kulturnya.

Keterbatasan lingkungan (environment scarcity)
Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative dan expansif dalam pelaksanaannya. Untuk mengejar keuntungan materi seoptimal mungkin, mesin-mesin berat yang mahal harganya dan beaya perawatannya, mendorong pengusaha untuk menggunakannya secara intensif tanpa mengenal waktu. Pembabatan dhutan secara besar- besaran tanpa mengenal waktu siang dan malam, demikian juga mesin pabrik harus bekerjaterus menerus dan mengoah bahan mentah menjadi barang jadi yang siap di lempar ke pasar. Pemenuhan bahan mentah yang diperlukan telah menimbulkan tekanan pada lingkungan yang pada gilirannya mengancam kehidupan penduduk yang dilahirkan, dibesarkan danmengembangkan kehidupan di lingkungan yang di explotasi secara besar-besaran.
Di samping itu penerapan teknologi maju juga cenderung tidak mengenal batas lingkungan geografik, sosial dan kebudayaan maupun politik. Di mana ada sumber daya alam yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan industri yang ditopang dengan peralatan modern,kesana pula mesin-mesin modern didatangkan dan digunakan tanpa memperhatikan kearifan lingkungan (ecological wisdom) penduduk setempat.
Ketimpangan sosial-budaya antar penduduk pedesaan dan perkotaan ini pada gilirannya jugamenjadi salah satu pemicu perkembangan norma-norma sosial dan nilai-nilai budaya yang befungsi sebagai pedoman dan kerangka acuan penduduk perdesaan yang harus nmampu memperluas jaringan sosial secara menguntungkan. Apa yang seringkali dilupakan orangadalah lumpuhnya pranata sosial lama sehingga penduduk seolah-olah kehilangan pedoman dalam melakukan kegiatan. Kalaupun pranata sosial itu masih ada, namun tidak berfungsi lagidalam menata kehidupan pendudduk sehari-hari. Seolah-olah terah terjadi kelumpuhan sosialseperti kasus lumpur panas Sidoarjo, pembalakan liar oleh orang kota, penyitaan kayu tebangan tanpa alas an hokum yang jelas, penguasaan lahan oleh mereka yang tidak berhak.
Kelumpuhan sosial itu telah menimbulkan konflik sosial yang berkepanjangan dan berlanjut dengan pertikaian yang disertai kekerasan ataupun amuk.
CONTOH KASUSNYA yang dapat dijadikan pembanding seberapa besar pengaruh sosial budaya dalam praktik kesehatan masyarakat.
1.        Pada saat hamil, ibu hamil dilarang makan ikan, telur atau makanan bergizi lainnya karena dipercaya akan menimbulkan bau amis saat melahirkan. Hal ini sebenarnya tidak perlu dilakukan karena berbahaya bagi kesehatan ibu dan dapat mengakibatkan ibu kekurangan asupan gizi akan protein yang terkandung pada ikan.
2.        Pemberian kunyit atau bahan dapur lain pada tali pusar yang sudah dipercaya turun-temurun. Kemudian, menekan tali pusar tersebut dengan logam. Hal ini tidak boleh dilakukan karena sebenarnya akan mengakibatkan iritasi dan infeksi kuman pada tali pusar bayi baru lahir.
Dalam praktik kebidanan dalam konteks budaya atau kebiasaan sangat sukar untuk menghilangkannya, oleh karena itu kita sebagai bidan harus kreatif, salah satunya dengan cara kesenian dapat dipergunakan sebagai media penyuluhan.

Sebagai media penyuluhan seorang bidan pada saat memberikan penyuluhan dapat menyelipkan pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya melalui kesenian wayang kulit dapat dimasukkan pesan kesehatan mengenai perilaku hidup bersih, makanan sehat dan bergizi, praktik budaya tradisinoal yang berbahaya seperti pemotongan alat kelamin perempuan female genital multilation (FGM), bahaya perkawinan diusia sangat muda, masalah kelahiran anak laki-laki atau perempuan adalah sama saja, masalah tabu terhadap gizi dan praktik melahirkan tradisional yang berbahaya, seperti ditolong oleh dukun yang tidak terlatih, dan lain-lain. Bidan juga dapat menciptakan lagu-lagu berbisikkan tentang permasalahan kesehatan dalam permasalahan kesehatan dalam bahasa daerah setempat.

0 komentar:

Posting Komentar

Music

 

Remember Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea