KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah
ini memuat tentang “Cara Mengatasi
Gangguan Psikologi Yang Berhubungan Dengan Menopouse”. Makalah ini
merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami dan mengetahui bagaimanakah
psikologi yang berhubungan dengan menapouse. Penyusun juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan
makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan
khususnya untuk penyusun. Penyusun juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan - kekurangan
agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi.
Yogyakarta, 11 Mei 2016
penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seperti
yang sudah kita ketahui sehari- hari bahwa kejiwaan pada wanita umumnya sering mengalami gangguan
psikologi seperti pada saat menopouse .
Setelah mengalami menstruasi sejak usia pubertas dan berlangsung terus
selama masa subur (produktif), wanita akan sampai pada penurunan fungsi
hormonal yang mengakibatkan menurun dan berhentinya menstruasi. Dengan
berakhirnya haid, proses ovulasi dan pembuahan sel telur juga berhenti. Segenap
aparat kelenjar mengalami hambatan pengurangan aktivitasnya. Organ kelamin
turut mengalami proses atrofi, menjadi kisut dan mundur fungsinya. Akhirnya,
segenap bagian tubuh lambat laun menampakkan gejala ketuaan. Fese demikian ini
pada wanita disebut menopause (men = bulan, pause = berhenti).
Fase
menopause disebut pula sebagai periode klimakterium (climacter = tahun
perubahan/ pergantian tahun yang berbahaya). Menopause merupakan peristiwa
fisiologis alamiah. Terjadi setelah berhentinya menstruasi selama 1 tahun.
Biasanya, menstruasi mulai berkurang (taper off) selama 2-5 tahun, paling
sering antara umur 48 – 55 tahun, rata-rata pada umur 51,4 tahun. Kaplan &
Sadock (1991) menyebutkan berbagai gejala psikologis menopause, seperti
kecemasan (anxietas), lemah (fatique),ketegangan, labilitas emosional,
iritabilitas, depresi, pusing-pusing, dan sukar tidur (insomnia).Tanda dan
gejala fisik adalah berkeringatan malam hari (night sweats), flushes dan hot
flashes. Yaitu persepsi mendadak rasa panas di leher dan tubuh yang disertai
keringatan atau perubahan warna kulit kemerahan. Penyebab dari hot flashes ini
kemungkinan karena menurunnya sekresi luteinizing hormone (LH).
Menopaus
secara alamiah terjadi karena menurunnya sekresi hormone kewanitaan, terutama
hormon oestrogen. Penurunan ini menyebabkan atrofi (pengisutan) dan pengeringan
mukosa vagina, sehingga sering terjadi vaginitis (radang vagina), pruritus
(gatal-galat), dispareuni (nyeri waktu hubungan seksual), dan stenosis.
Perubahan-perubahan system hormonal ini mempengaruhi segenap konstitusi
psiko-fisiologik sehingga berlangsung proses kemunduruan yang progresif. Karena
itu periode klimakterium atau menopause disebut “periode krisis” karena
perubahan dan kemunduran yang terjadi mengakibatkan krisis-krisis dalam
kehidupan psikis pribadi seseorang.
1.2
Rumusan Masalah
a.
Apa pengertian gangguan psikologi pada
periode menopause ?
b.
Apa saja ganguan psikologis bagi wanita
menopause ?
c.
Bagaimana peran bidan dalam mengatasi
gangguan psikologi wanita menopause ?
1.3
Tujuan Makalah
a.
Mengetahui pengertian gangguan psikologi
pada periode menopause ?
b.
Mengetahui ganguan psikologis bagi
wanita menopause ?
c.
Mengetahui peran bidan dalam mengatasi
gangguan psikologi wanita menopause ?
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gangguan Psikologi Pada Periode Menopause
Menopause adalah perdarahan terakhir
dari uterus (rahim) yang masih dipengaruhi oleh hormon. Sedangkan menurut
Depkes RI (2001) menopause adalah keadaan pada seorang perempuan yang mengalami
penurunan fungsi indung telur yang berakibat menurunnya produksi hormon
estrogen. Keadaan ini antara lain mengakibatkan menurunnya produksi hormon estrogen.
Gangguan psikologis pada masa menopause
sering terjadi. Beberapa wanita menemukan perubahan gelombang hormon dan
kebutuhan untuk menyesuaikan dengan perubahan membuat menopause menjadi sangat
sulit.
Perubahan psikologis pada masa menopause
seperti kehilangan sesuatu yang dibayangkan tentang kehidupan dan harus
menyesuaikan gejala menopause yang asing baginya. Ketidak teraturan haid secara
bawah sadar meningkatkan kecemasan wanita bahwa daya tarik seksual dan fisiknya
berkurang. Dia menjadi tua, merasa ditolak dan mencapai akhir dari kehidupan.
Emosi yang negatif ini tentu saja hanya berlangsung sementara.
Psikiatris menemukan, banyak wanita pada
masa menopause melampaui tiga tahap sebelum menyesuaikan dengan kehidupan
barunya.
1. Dimana
perasaan cemas makin menonjol biasanya periode ini cukup singkat.
2. Dilanjutkan
dengan periode yang mungkin berlangsung berbulan-bulan, ketika gangguan depresi
dan perubahan suasana hati yang lainya muncul.
3. Merasa
ditolak oleh semua orang.
Semua anggapan itu tidak benar kelak si
wanita akan memasuki tahap penyesuaian ulang. Semua kesedihan dari bulan-bulan
sebelumnya tinggal sebagai mimpi buruk.
2.2
Ganguan Psikologis Bagi
Wanita Menopause
a. Depresi
Menstrual
Adalah
keadaan yang pernah timbul pada masa adolesens yang kemudian hilang dengan
sedirinya selama periode reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia
klimakteris. Pada saat ini sekalipun wanita tersebut tidak haid lagi, namun
rasa depresif itu selalu saja timbul dengan interval waktu tidak tetap. Dan
selalu tiba bersamaan dengan datangnya siklus haid.
Depresi
merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan bahwa wanita yang
bersangkutan menjadi kurang lengkap dan sempurna disebabkan oleh berhentinya
fungsi reproduksi dan haid.
b. Masturbasi
Klitoris
Banyak
wanita yang dahulu selama masa produktif menjadi dingin-beku secara seksual,
pada masa klimakteris ini tiba-tiba saja seksualitasnya menjadi hangat mebara
lagi, dan ia menjadi sensitive sekali. Akan tetapi, ada juga wanita-wanita yang
selama periode produktifnya memiliki seksualitas yang normal, justru pada usia
klimakteris ini mereka menjadi beku dingin secara seksual.
Adakalanya
pada wanita menopause timbul semacam seksual yang luar biasa hangat membara
lagi ia sensitive sekali sehingga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris
(onani kelentit).
c. Ide
Delerius
Adalah
ide yang berisikan kegilaan, nafsu-nafsu petualanganjika pada usia pubertas
sudah pernah muncul predisposisi psiko somatis dan gejala psikis histeris,
nafsu-nafsu petualangan dan gangguan psikis lain, maka pada usia klimakteris
ini predisposisi dan gejala-gejala abnormal tadi akan muncul kembali. Biasanya
gejala tersebut berisikan ide delirius (kegilaan).
d. Aktifitas
Hipomanis Semu
Aktifitas
hipomanis semu adalah gangguan ini ditandai dengan seolah olah wanita ini
merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah. Ia merasa muda bagaikan gadis
remaja dan selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai
kehidupannya dari awal lagi. Wanita ini merasakan seolah-olah vitalitas
kehidupannya jadi bertambah.
e. Infantile
Aktifitas
hipomanis semu adalah gangguan ini ditandai dengan seolah olah wanita ini
merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah. Ia merasa muda bagaikan gadis
remaja dan selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai
kehidupannya dari awal lagi. Wanita ini merasakan seolah-olah vitalitas
kehidupannya jadi bertambah.
f. Insomnia
Insomnia
adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur. Sejumlah faktor
dikombinasikan dalam menopause mengganggu tidur. Tingkat hormon, masalah
kesehatan, gaya hidup, dan ketegangan situasional semua berperan dalam hal ini.
Setelah usia 40 atau 45 tahun, wanita mungkin mengalami kesulitan untuk bisa tidur
atau tetap tidur :
1. Penurunan
kadar hormon.
2. Kemerahan
dan berkeringat di malam hari.
3. Depresi
dan kecemasan.
4. Masalah
fisik lain seperti kesulitan bernapas, masalah tiroid, sakit dll.
5. Penggunaan
kafein, alkohol nikotin yang berlebihan, atau penggunaan beberapa suplemen.
6. Masalah
Sosial dan keluarga seperti orang tua yang sakit, perceraian, kekhawatiran
pekerjaan, masalah keuangan dll.
7. Berbagai
obat-obatan digunakan untuk ketidaknyamanan fisik yang berbeda.
Untuk masalah ini, semakin wanita
kehilangan tidur karena gejala menopause, gejala insomnia akan lebih jelas
terjadi. Kemurungan akan menjadi lebih intens, kelelahan ekstrim menjadi umum.
g. Gangguan
Konsep Diri
Gangguan
konsep diri adalah konsep diri negatif yang akan cenderung membuat individu
bersikap tidak efektif, ini akan terlihat dari kemampuan interpersonal dan
penguasaan lingkungan dalam masyarakat. Menurut William D. Brooks dan Philip
Emmert ada lima tanda individu yang memiliki konsep dirinegatif, yaitu :
1. Ia
peka pada kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya, dan
mudah marah dan naik pitam.
2. Orang
yang memiliki konsep diri negatif, responsif sekali terhadap pujian, ia tidak
dapatmenyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian.
3. Memiliki
sikap hiperkritis terhadap orang lain. Ia selalu mengeluh, mencela atau
meremehkanapapun dan siapapun. Mereka tidak mampu mengungkapkan penghargaan
atau pengakuan padakelebihan orang lain.
4. Cenderung
merasa tidak disenangi orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, dan ia
bereaksi padaorang lain sebagai musuh sehingga tidak dapat melahirkan
kehangatan dan keakraban persahabatan.
5. Bersikap
pesimis terhadap kompetisi seperti ia enggan untuk bersaing dengan orang lain
dalam membuat prestasi. Ia menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang
merugikan dirinya. Ciri khas individu yang berkonsep diri negatif adalah
ketidak akuratan pengetahuan tentang dirinya sendiri. Individu yang mempunyai
pemahaman atau pengetahuan yang kurang atau sedikitt entang dirinya, ia tidak
sungguh-sungguh mengetahui siapa dia, apa kelebihan dan kekurangannya.
Jadi konsep diri negatif akan cenderung
membua tindividu bersikap tidak efektif, ini akan terlihat dari kemampuan
interpersonal dan penguasaan lingkungan dalam masyarakat.
2.3
Peran Bidan Mengatasi
Gangguan Psikologi Wanita Menopause
1. Depresi
Menstrual
a. Dukungan
Informatif
1.
Memberikan konseling khusus berhentinya
haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita.
2.
Memberikan nasehat agar wanita tersebut
mau dan menerima siklusnya.
3.
Memberikan nasehat agar dapat menerima
keadaanya dengan lapang dada.
4.
Memberikan informasi agar selalu
mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang terjadi pada suaminya.
5.
Memberikan nasehat untuk mencari lebih
banyak tentang hal yang dihadapi melalui media cetak, elektronik dan lain – lain.
6.
Memberi nasehat untuk mencari dukungan
spiritual.
7.
Memberi contoh – contoh pengalaman
positif tentang wanita menopause.
8.
Menganjurkan untuk berolahraga.
9.
Memberi latihan penanganan stress.
10. Memberi
nasehat untuk konsultasi ke dr. Obgyn atau psikolog bila perlu
b. Dukungan
Emosional
1.
Mempunyai rasa empati terhadap hal yang
dialami oleh wanita menopause.
2.
Melibatkan anggota keluarga terutama
suami dalam memahami kondisi istrinya.
3.
Memberikan perhatian dan kepedulian
kepada wanita tersebut.
4.
Menciptakan lingkungan keluarga yang
nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.
c. Dukungan
Penghargaan
1.
Memberi penghormatan sehingga wanita
tersebut merasa dihargai.
2.
Memberi dorongan atau support sehingga
wanita tersebut bisa percaya diri
d.
Dukungan Instrumental
1.
Memberi bantuan tenaga terhadap apa yang
dibutuhkan oleh wanita menopause.
2.
Memberi bantuan materi (yang diberikan
keluarga).
2. Masturbasi
Klitoris
a. Memberi
nasehat untuk memenuhi kebutuhan sex secara sehat.
b. Memberi
nasehat untuk konsultasi ke ahli kebidanan untuk mendapat terapi.
c. Memberi
konseling bahwa wanita menopause bisa melakukan hubungan sex.
d. Mengkomunikasikan
masalah pada suami dan diharapkan suami mau membantu memecahkan masalah,
mamberi dukungan kepada istrinya.
3. Ide
Delerius
a. Memberikan
nasihat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
b. Memberikan
nasihat mengembangkan pikiran-pikiran atau ide yang positif dalam kehidupannya.
4. Aktifitas
Hipomanis Semu
a. Memberi
nasehat agar aktifitas yang dilakukan dapat mengarah ke hal-hal yang positif contohnya
berolahraga, menghadiri ceramah, dll dan mengisi waktu dengan kegiatan yang
memperdalam kebudayaan atau bakat, misalnya melukis, dll.
b. Mengisi
kegiatan dengan memperdalam kebudayaan atau bakat
5. Infantile,
Imsomnia, dan gangguan konsep diri
a. Kembangkan
kebiasaan tidur, membaca bacaan ringan, nonton TV, acara santai, musik yang
menyenangkan.
b. Anjurkan
jangan terlalu banyak/kemyang dan jangan kurang karena akan mengganggu tidur.
c. Atur
kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan terlalu panas/dingin dan kamar harus
bersih juga rapi.
d. Dapatkan
udara segar, jangan tidur dengan selimut menutupi kepala akan mengurangi
oksigen dan menambah karbodioksida yang dihirup.
e. Batasi
minum/cairan setelah jam 16.00 karena akan bak waktu malam hari.
f. Jernihkan
pikiran, cobalah menyelesaikan masalah pada siang dan singkirkan semua
kecemasan sebelum tidur.
g. Menunda
jam tidur dan tidak tidur siang.
h. Mengerti
dan menerima diri sendiri tulus ikhlas merupakan fitrah dari Tuhan.
i.
Aktifitas social dan agama dapat
memberikan kepuasan batin, memperkaya iman dan memberikan rasa berserah diri
kepada-Nya.
j.
Ketenangan dalam keluarga yaitu adanya
pengertian dan dorongan anggota kelurga akan membantu mengurangi gejala yang
timbul, terasa ringan dan membawa kebahagiaan.
k. Pengobatan
dengan esterogen dan kombinasi psikoterapi.
2.4
Contoh
kasus dan pendokumentasian dengan SOAP
Ny.H G0P3A0Ah3
berumur 50 tahun dengan hot flush di posyandu Bina Bakti Surakarta, dengan
hasil pemeriksaan TD 130/80 mmhg, N 80 x/menit, S 370 C, R 22
x/menit.
S : Subjektif
Ny. H mengatakan bahwa :
a.
Masih
merasa cemas dan panas pada daerah leher dan wajah
b.
Ibu
sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi yaitu, nasi, sayur bayam, lauk tempe dan tahu, serta buah
pepaya.
c.
Belum
melakukan olahraga dan berusaha untuk berolahraga setiap hari seperti jalan –
jalan.
d.
Ibu
sudah meminum obat yang telah diberikan sesuai anjuran.
e.
Ibu
sudah bisa beristirahat malam dengan nyenyak.
O : Objektif
a. KU : baik
kesadaran : Composmentis
TD: 130/80 mmhg N : 80 x/ menit
S : 37 0C R : 22 x/ menit
b. pemeriksaan fisik
Muka : Pucat, tidak ada jerawat, tidak ada
odema, tampak berkeringat, tampak cemas, dan tampak kemerahan.
Leher : Tampak kemerahan
A : Assesment
Ny. H G0P3A0Ah3
berumur 50 tahun pada masa menopouse
dengan hot flush hari kedua.
P :
Planning
Tanggal
20 Maret 2016 pukul :
15.25 WIB
a. Memberitahu hasil pemeriksaan.
b. Memberimotivasi pada ibu dengan
kondisinya saat ini bahwa keadaan ini normal pada masa menopouse.
c. Memberi dukungan moril pada ibu
dan menganjurkan ibu selalu berdoa.
d. Menganjurkan ibu untuk
berolahraga secara teratur.
e. Menginggatkan pada ibu untuk
tetap menjaga kebersihan tubuhnya dan perawatan genetalianya.
f. Menginggatkkan pada ibu tetap
mengkonsumsi makanan yang bergizi yang mengandung vitamin B kompleks, seperti
sayur – sayuran yang berwarna hijau seperti sayur bayam, kangkung dan lauk pauk
seperti tahu dan tempe, serta kalsium seperti
susu kedelai, dan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin E seperti
gandum, kacang, belut, kuning telur, buncis.
g. Memberitahu kepada ibu akan
dilakukan kunjungan rumah.
BAB IIIPENUTUP
3.1
Kesimpulan
Gangguan psikologis bagi wanita
menopause antara lain Depresi Menstrual, Masturbasi Klitoris, Ide Delerius,
Aktifitas Hipomanis Semu, Infantile, Insomnia dan Gangguan konsep diri.
1. Ide
Delerius adalah ide yang berisikan kegilaan, nafsu-nafsu petualanganjika pada
usia pubertas sudah pernah muncul predisposisi psiko somatis dan gejala psikis
histeris, nafsu-nafsu petualangan dan gangguan psikis lain, maka pada usia
klimakteris ini predisposisi dan gejala-gejala abnormal tadi akan muncul
kembali.
2. Aktifitas
hipomanis semu adalah gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini
merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah.
3. Infantile
pada masa menopause adalah sifat kekanak-kanakan yang timbul setelah puber
kedua.
4. Insomnia
adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur. Sejumlah faktor
dikombinasikan dalam menopause mengganggu tidur.
5. Gangguan
konsep diri adalah konsep diri negatif
yang akan cenderung membuat individu bersikap tidak efektif, ini akan
terlihat dari kemampuan interpersonal dan penguasaan lingkungan dalam
masyarakat.
3.2
Saran
Apabila gangguan masalah pada wanita
menopouse sering kita jumpai saat menangani pasien. Sebagai seorang bidan hendaklah
kita membantu mereka agar mereka tidak merasa terbebani dari gangguan yang sering
mereka dapatkan.