Minggu, 21 Februari 2016

PENERAPAN TEORI REVA RUBIN

Diposting oleh Unknown di 23.12.00 0 komentar
KONSEP KEBIDANAN
( PENERAPAN TEORI REVA RUBIN)
Dosen Pengampu : Ibu Tutik Astutik SST.M.Kes



DISUSUN OLEH             : KELOMPOK V (Lima)
1.      AYU NUR AZIZAH                            : 11514001
2.      MARIA DENSIANA                            : 15140002
3.      NURUL ALMI SAMSU                       : 15140003
4.      PASCALINA NDANDIRWALU         : 15140004
5.      MISNAWATI                                       : 15140006
6.      ANIK SUSANTI                                   : 15140007
7.      ANI SULASTRI                                   : 15140008
8.      FATRI PANEO                                     : 15140009
9.      BENI ASITA                                        : 15140010
10.  IRNAWATI MALIK                           : 15140011
11.  NAZILA KAOFA                                : 15140012
12.  OKNI TEISTARARA                          : 15140013
13.  SAFITRIYANI                                     : 15140015
14.  SUSILAWATI                                      : 15140018
15.  KRISTIN MARSELA N.I                    : 15140021


PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016









KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini berjudul “PENERAPAN TEORI REVA RUBIN .Makalah ini disusun secara sistematika sehingga pembaca dapat membaca dengan seksama.
            Terselesaikannya makalah ini bukan karena usaha kami sendiri, semua tidak terlepas dari uluran tangan yang diberikan oleh berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
            Kami menyadari amatlah terbatas pengetahuan dan kemampuan  dalam membuat makalah ini. Tentulah masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan.Dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
                                                                                                                   



Yogyakarta, 28 Desember 2015

Kelompok  V ( LIMA)







DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR …………………………………………………    i
DAFTAR ISI ….…………………………………………………………      ii

BAB I PENGANTAR …..…………………………………………………1
1.1     Latar Belakang  ……….………………………………………………1
1.2     Tujuan Makalah ……….………………………………………...........1
BAB II PEMBAHASAN ...…………………………………………………2
2.1     Teori Yang Mempengaruhi Model Kebidan ………………………2
             A.   Teori Reva Rubin ...…………………………………………2
BAB III PENUTUP ………………………………………………………13
3.1.    Kesimpulan ………..…………………………………………………13       
3.2.    Saran ………...…………………………………………………………13       
DAFTAR PUSTAKA ……...………………………………………………14






BAB II
PENGANTAR

1.1.       Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuandan tekhnologi dalam segala bidang berpengaruhi terhadap meningkatnya kritis masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan kebidanan.Hal itu menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam menjalankan praktek kebidanan serta dalam memberikan pelayanan yang berkualitas.
Wanita dalam pardigma kebidanan sebagai makhluk bio-psiko-sosio-kultural yang utuh dan unik mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya.Model dalam kebidanan mengadopsi dari beberapa model lainnya dan berdasarkan teori yang sudah ada yaitu diantaranya teori Reva Rubin, sehingga tercipta sebuah model kebidanan yang sesuai dengan filosifi kebidanan baik dari segi bidan profesi maupun wanita dan keluarga sebagai focus pelayanan asuhan kebidanan.
Model kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada klien sehingga akan terbina suatu partnership dalam asuhan kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan akan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang mengutamakan upaya-upaya promotive dan preventif.

1.2.       Tujuan Makalah
a.       Diharapkan mahasiswa mampu memahami masa kehamilan menurut teori Reva Rubin.
b.      Mampu memahami perubahan klien pada saat kehamilan dan proses persalinan.

1.3.       Rumusan Masalah
c.        Bagaimana penerapan Teori Reva Rubin tentang pencapaian peran seorang ibu ?
d.      Apa saja tahapan atau proses pencapaian peran seorang ibu menurut Teori Reva Rubin?




BAB II
PEMBAHASAN

2.1.    TEORI YANG MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAN
            Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas menguraika fenomena yang penting dalam sebuah disiplin    .
A.           Teori Reva Rubin
Teori membahas tentang pencapaian peran sebagai ibu. Misalnya untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak, sehingga ia mampu beradaptasi dengan keadaan – keadaan yang dialaminya seperti perubahan - perubahan psikologis dalam kehamilan hingga setelah persalinan.
  
1.             Perubahan yang umumnya terjadi pada wanita pada waktu hamil adalah :
a.         Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan janinnya.
Ibu membutuhkan perhatian seperti hal nya mulai memeriksakan kandungan nya hingga sikap manja yang biasa disebut mengidam dalam artian ibu hamil selalu minta ditemani memeriksakan kondisi janin nya ke dokter kandungan oleh suaminya. Kemudian dari sikap mengidam sebetulnya dalam dunia kesehatan itu tidak ada tetapi itu hanya keinginan seorang ibu hamil untuk mendapatkan perhatian yang lebih.

b.        Ibu memerlukan sosialisasi.
Ibu hamil memerlukan sosialisasi untuk menambah wawasan. Mulai dari awal kehamilan hingga proses akan melahirkan kemudian masa nifas hingga merawat bayi yang baik dan benar.

2.             Menurut Rubin seorang sejak hamil sudah mempunyai harapan sebagai berikut :
a.         Memastikan keselamatan secara fisik, kesejahteraan ibu dan bayi.
Seorang ibu yang hamil harus memperhatikan keadaan fisiknya diantaranya sebagai berikut :

1.      Pola istirahat (seperti tidur teratur jangan bergadang)
2.      Pola aktivitas (beraktifitas seperti membersihkan rumah, berjalan kaki di pagi hari)
3.      Pola personal hygine (menjaga kebersihan dirinya seperti mandi )
b.        Memastikan penerimaan masyarakat terutama orang-orang yang sangat berarti bagi ibu dan bayi.
Anggota keluarga, sanak saudara, dan masyarakat sekitarnya sangat menerima ibu dan anggota baru (bayi), contoh nya memberikan selamat atas kelahiran bayinya dan ikut merasa senang, bahagia atas kehadiran seorang bayi.
c.         Penentuan gambar identitas diri.
Ibu mengerti dengan keadaan nya sekarang dan memahami peran baru yang dialami sebangai seorang ibu.
d.        Mengerti tentang arti memberi dan menerima.
Pada tahap ini seorang ibu telah menerima dan mengerti tentang arti member. Contohnya member perhatian terhadap anak kecil, dengan cara memberikan nya makan maupun minum dan memeluknya, serta menerima masukan masukan orang lain tentang kehamilan. Misalnya tentang nutrisi yang harus dikonsumsi oleh seorang yang sedang hamil.

3.             Tahap-tahap psikososial yang bisa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai perannya :
a.         Anticipatory stage
Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.
Pada tahap ini ibu mulai melakukan atau melatih dirinya untuk berinteraksi dengan anak kecil. Misalnya dengan cara memberikannya perhatian, mencium, memeluk, memberikan nya makanan agar mengerti pola anak kecil itu seperti apa dan nantinya ia akan tuangkan atau praktekkan kepada anaknya setelah melahirkan.
b.        Honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.
Peran dasar ibu disini misalkan memandikan bayi, dalam memandikan bayi ibu belum sepenuhnya mampu dan belum memahami cara memandikan bayi, jadi ibu masih membutuhkan bantuan dari keluarganya misalnya, ibu kandungnya, atau ibu mertua.


c.         Plateu stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Tahap ini memerlukan waktu berapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri.
Peran dasar ibu disini misalkan mengganti popok bayi. Ibu sepenuhnya belum mampu untuk mengganti popok bayi dengan sendiri, ibu masih belajar memahami bagaimana mengganti popok bayi yang baik dan benar, dan ibu masih membutuhkan bantuan dari suami, ibu mertua atau dari bidan yang ada disekitarnya
d.        Disengagement
Merupakan tahap penyelesaian yang mana latihan peran sudah berakhir. Ibu sudah memahami sepenuhnya peran dasar yang harus ia lakukan tanpa membutuhkan bantuan dari suami,ibu kandung,ataupun ibu mertua. Peran ibu disini ia sudah mengerti bagaimana cara menggantikan popok bayi, cara memandikan bayi dengan sendirinya.

4.             Arti dan efek kehamilan pada pasangan :
a.         Pasangan merasakan perubahan tubuh pasangannya pada kehamilan 8 bulan sampai 3 bulan setelah melahirkan.
Seorang perempuan yang sedang hamil 8 bulan akan mengalami kontaksi atau pengerutan rahim yang merupakan awalan dari proses persalinan, hal ini sering membuat perempuan menjadi panik. Bila kontraksi hanya berlangsung beberapa menit lalu menghilang dan hanya terjadi satu sampai dua kali sehari ini berarti belum saatnya untuk melahirkan, namun apabila kontraksi disertai keluarnya cairan yang mengandung darah dari vagina kondisi ini bias memaksa kelahiran prematur. 3 bulan setelah melahirkan perut tampak cukup besar seperti saat hamil 6 bulan. Butuh waktu bagi tubuh sang ibu terutama perut untuk benar-benar kembali pada bentuk asalnya pasca melahirkan. Perubahan hormone menyebabkan rahim sulit untuk menyusut kembali pada ukuran prakehamilan.

b.        Pria juga bisa mengalami perubahan fisik dan psikosial selama pasangannya hamil.
1.      Couvade Syndrom :
Suami sering ikut mual,sakit punggung,berat badan bertambah dan ngidam,berarti suami terkena Couvede Syndrom atau disebut juga dengan ”kehamilan simpatik”. Kadar prolaktin dan kortisol pria meningkat sementara kadar testosterone dan estradiol (hormone seks) menurun diawal dan akhir trimester kehamilan sang istri.
2.      Sang suami merasa bahwa dirinya adalah pria utuh. Sebagai seorang suami, tentunya bangga ketika istrinya mengandung benih yang diberikannya.
3.      Bangga karena akhirnya mendapat penerusnya.
4.      Merasa cemas, hal ini timbul karena adanya rasa ketidakpastian mengenai janin yang dikandung istrinya. Apakah janin itu akan lahir sehat atau tidak ataupun masalah biaya persalinan.
5.      Merasa kesal, terkadang mengikuti kemauan istri tidaklah mudah. Terkadang suami merasa kesal akibat psikologis istrinya yang berubah saat hamil.
6.      Suami merasa lebih proktektif karena melindungi dua nyawa sekaligus.

c.         Anak yang akan dilahirkan merupakan gabungan dari 3 perbedaan yang ada, yaitu :
·           Hubungan ibu dengan pasangan.
Anak yang akan dilahirkan merupakan gabungan antara gen ayah dan juga gen ibu. Contohnya : pewarisan sifat, golongan darah, warna kulit, dan lain-lain.
·           Hubungan ibu dengan janin yang berkembang.
Hubungan ibu dan janin yang berkembang sangat erat kaitannya, apabila kesehatan ibu terganggu atau asupan gizinya kurang maka hal itu berdampak pula pada janin yang ada dalam kandungannya, dan juga psikologis ibu juga dapat berpengaruh pada janin maka ibu seharunya jangan sampai kelelahan ataupun stress.
·           Hubungan individu dengan individu yang unik dan anak.
Setiap manusia memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dari sifat, suku, budaya, dan agama. Hubungan antar individu juga dapat mempengaruhi perkembangan janin. Pada masa kehamilan ibu bukan hanya memerlukan dukungan dari keluarga tapi juga dari masyarakat ( lingkungan social ). Apabila hubungan ibu dengan individu-individu lain terjalin dengan baik maka ada harapan bahwa ibu dan anak yang akan dilahirkan diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar.
d.        Ibu tidak pernah lagi menjadi sendiri.
Ibu tidak pernah menjadi sendiri lagi karena ada yang sedang menemani kemanapun ibu pergi. Dan ada yang selalu memperhatikan dan merasakan ibu, dan ada yang selalu berkomunikasi dengan  ibu diluar dan didalam perut setiap saat. Karena gerakan janin merupakan salah satu bentuk i gin melakukan komunikasi dengan sang ibu.
e.         Tugas yang harus dilakukan seorang wanita atau pasangan dalam kehamilan :
·           Percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh.
Seorang suami harus meyakini istrinya bahwa ia pada saat itu sedang hamil. Ia harus menjaga pola makannya misalnya mengkonsumsi makanan yang sehat agar janin yang ada ditubuhnya sehat.

·           Persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin.
Contohnya : Persiapan fisik ini ditandai dengan kesehatan yang memadai sehingga kedua belah pihak akan mampu melaksanakan fungsi diri sebagai suami ataupun istri secara optimal. Ada baiknya bila memeriksa kesehatan tubuh terutama faktor yang mempengaruhi masalah reproduksi. Apakah organ reproduksi dapat berfungi dengan baik atau ada penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi kesehatan janin.

·           Penyelesaian dan identifikasi kebingunggan seiring dengan peran transisi untuk mempersiapkan fungsi keluarga.
Contohnya : Memelihara fisik keluarga dan para anggotanya,sosialisasi antar anggota keluarga,dan membangkitkan dorongan dan semangat anggota keluarganya.
f.         Reaksi yang umum pada kehamilan :
·           Trimester I      :    Ambivalen (merasa bingung harus senang atau cemas)takut, fantasi, khawati.Pada tahap ini seorang ibu memikirkan kondisi bayinyan apakah kondisi bayinya tersebut dalam keadaan cacat atau sempurna.
·           Trimester II     : Perasaan lebih enak, meningkatkannya kebutuhan untuk mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan janin, menjadi narsistik, pasif, introvert, kadang egosentrik dan self centered (keadaan merasa nyaman) pada tahap ini suami membuat istrinya nyaman, memberikan kasih sayang dan menjaga istrinya.
·           Trimester III   :    Berperasaan aneh, semberono, jelek. Menjadi lebih introvert, mereflesikan terhadap pengalaman masa kecil.
Pada tahap ini ibu merasa tidak percaya diri dan merasa jelek atas bertambahnya berat badan dan perubahan fisiknya.
Dalam penelitiannya dan observasinya dari 20 tahun Rubin menyimpulkan bahwa tujuan dari usaha ibu selama kehamilan adalah :
a.         Menyakinkan adanya keamanan bagi diri dan bayinya selama kehamilan dan persalinan.
Dari ibu mulai meniru dan melakukan praktik bagaimana peran seorang ibu, ibu berharap lebih percaya diri akan apa yang dialami selama kehamilan dan persalinannya.  Contohnya : Seorang ibu pada saat hamil mendapat konseling, serta pemeriksaan dari bidan sehingga ibu berharap tentang keamanan dirinya dan bayinya selama kehamilan dan persalinan nanti
b.         Menyakinkan adanya penerimaan social bagi diri dan bayinya.
Misalnya seorang ibu yang hamil di luar nikah. ibu tersebut dulunya bekerja sebagai wanita penghibur dan anak yang dilahirkannya adalah hasil hal tersebut. Karena hal tersebut sehingga masyarakat tidak menerimanya.
Jadi disini ibu berharap dirinya dan bayinya dapat diterima di lingkungan socialnya

c.         Meningkatkan ikatan tarik menarik dalam kontruksi dari image dan identitas dari saya dan anda.
Maksudnya disini identitas sebagai seorang ibu. Misalnya wanita pada masa kehamilan beradaptasi menjadi seorang ibu untuk kedepannya agar bisa menerima kondidi fisiologis pada masa persalinan dan pasca persalinan.

d.        Mencari kedalaman dari arti tindakan transitif dari member dan menerima.
Contoh : Seorang ibu memberi kasih sayang dan cinta terhadap bayinya. hal tersebut mempengaruhi adanya hubungan tibal balik, bahkan sibayi akan memberi kasih sayang dan cinta.

Aspek dari identitas diri peran ibu yaitu :
a.         Ideal image      : gambaran tentang idaman diri
Contonya  :  saya sebagai seorang ibu hamil sudah mengidamkan bagaimana nantinya saya akan menjadi sorang ibu yang akan mengurus bayi saya sendiri, 
b.         Self image : gambaran tentang diri
Terdiri dari sikap wanita itu melihat dirinya, yang dimilika dari pengalamannya. Image diri digunakan sebagai reprentasi dari konsistennya “ saya sendiri “
Contohnya : Saat hamil anak yang kedua, Ibu lebih tau dan memiliki gambaran untuk melakukan aktifitas yang baik berdasarkan pengalaman sebelumnya,
c.         Body image : gambaran tentang perubahan tubuh
Perubahan tubuh selama kehamilan dan perubahan nyata dari arti proses kehamilan itu.
Contonya : Misalnya selama kehamilan Ibu melihat banyak perubahan tubuhnya seperti perut mulai membesar, kaki bengkak, dan lain sebagainya

5.             Identitas ibu dicapai dengan suatu proses dari aktivitas takking on, takking in, dan Letting Go.
a.         Aktifitas Taking On : Mimicry/ meniru dan bermain Peran atau role play
Seorang perempuan yang baru pertama kali hamil meniru perilaku perempuan lain seperti keluarga,dan tetangga yang pernah hamil dengan cara melihat,mendengarkan dan melaksanakan pengalaman menjadi seorang ibu. Misalnya apa yang dilakukan saat persalinan atau bagaimana pertumbuhan bayi pada hari-hari pertama serta bagaimana cara merawat bayi, berlatih merawat bayi dengan menjadi pengasuh anak temannya atau mencoba menyuapi anak kecil.

b.        Aktivitas Taking In : fantasi dan introyeksi-Proyeksi-Rejeksi
Seorang perempuan sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan dimasa yang akan datang. Misalnya akan seperti apa proses persalinannya nanti dan baju apa yang akan dikenakan  bayinya nanti.

c.         Aktifitas Leting Go : Grief-work
Seorang perempuan mengingat kembali proses dan aktivitas yang sudah dilaksanakan. Dan seorang perempuan menghilangkan tindakan yang dianggap sudah tidak tepat lagi Ketiga tahap ini terjadi pada saat adaptasi psikososial pada masa post partum.
6.             Adaptasi Psikososial Post Partum
Periode post partum menimbulkan stress emosional terhadap ibi baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat.
Faktor-faktor yang memengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa postpartum adalah :
a.         Respon dan dukungan dari teman dan keluarga.
Respon dan dukungan yang diberikan. Contiohnya mensuport bahwa ibu bisa merawat anaknya dengan baik, dengan cara memberikan makanan dan nutrisi yang baik, menjaga kesehatan anaknya, serta menghasilkan dengan rasa saying dan perhatian.
b.        Hubungan dari pengalaman melahirkan dengan harapan.
Perempuan memiliki begitu banyak trauma setelah melahirkan. Mereka memerlukan tempat untuk berbagi cerita, dan membantu menjadi lebih nyaman dalam melahirkan bayinya. Biasanya ibu yang mempunyai pengalaman tidak baik saat melahirkan anak sebelumnya cenderung lebih hawatir saat menjelang hari kelahiran anak selanjutnya. Memiliki bayi yang sehat, cerdas, dan berahlak mulia memang menjadi harapan bagi setiap ibu. Berbagai cara dan tips ibu hamil dilakukan agar sikecil dapat lahir dengan selamat. Tentu saja, seorang ibu hamil setidaknya ada 2 macam tips yang harus dilakukan saat masa kehamilan yaitu tips cara lahiriyah misalnya menjaga asupan nutrisi ibu hamil. Untuk tips batiniyah dilakukan dengan cara berdoa. Biasa nya penglaman melahirkan dari orang-orng disekelilingnya juga berpengaruh kepda ibu tersebut. Ibu akan meras takut jika pengalaman dari orang di sekelilingnya itu tidak baik saat melahirkan seperti pendarahan dan meninggal dunia saat melahirkan.

c.         Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu (sebelumnya).
Bagi sebagian orang tua tanggung jawab untuk merawat dan membesarkan anak bukanlah suatu yang mudah. Tanggung jawab wanita karir lebih berat dibandingkan ibu rumah tangga biasa. Karena mereka harus membagi waktu untuk anak dengan pekerjaan mereka. Tetapi ibu yang sebelumnya sudah mempunyai anak akan sedikit lebih terbiasa dibandingkan ibu yang baru pertama kali melahirkan. Ibu akan lebih cekatan dalam mengurus bayinya berdasarkan pengalaman sebelumnya.

d.        Pengaruh budaya.
Berbedanya kebudayaan menyebabkan banyaknya mitos mengenai mas kehamilan persalinan, dan nifas. Contohnya didaerah maluku terdapat btantangan makan pada masa nifas yaitu terong agar lidah bayi tidak bercap putih. Nanas, mangga tidak bagus untuk rahim.

7.       Adaptasi psikososial post partum oleh Rubin dibagi dalam 3 fase atau periode :
a.    Periode taking-in(1-2 hari post partum )
·            Ibu pasif dan ketergantungan pada orang lain.
Membiarkan orang lain untuk membuat keputusan yang penting dalam hidupnya dan mereka merasa tidak yakin bahwa mereka cukup baik bahkan mereka tidak dapat membuat keputusan. Contohnya ketika seorang ibu melahirkan ia sangat ketergantungan dengan orang sekitarnya seperti ibu atau mertuanya yang akan ia biarkan terlebih dahulu merawat bainya, karena ia merasa ibu atau mertuanya lebih berpengalaman dalam hal itu.
·            Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran pada perubahan bentuk tubuhnya.
Hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulkan rasa mual mual pada pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasa kecewa, penolakan, kecemasan dan kesedihan saat kehamilan pertama
·            Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya bersalin berulang-ulang.
Ketika pertama kali bersalin seorang ibu akan mencaritakan kepada orang disekitarnya tentang apa yang ia rasakan dan perasaan bangga telah melahirkan seorang bayi
·            Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk memulihkan keadaan tubuh pada kondisi awal atau semula.
Contohnya, saat kehamilan pertama seorang ibu cepat merasa lelah atau gampang cape sehingga membutuhkan istirahat yang cukup sehingga ibu merasa tenang terhadap kehamilannya
·            Nafsu makan ibu bertambah sehingga membutuhkan Peningkatan kebutuhan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal
Biasanya diawal kehamilan seorang wanita hamil sebagian besar cenderung nafsu makannya menurun atau terkadang memilih milih makanan dan ada juga wanita diawal kehamilan tidak suka memakan makanan seperti sayur sayuran sehingga menyebabkan ibu hamil tersebut kurang nutrisi ini sangat tidak baik untuk ibu dan janin nyaa.


b.        Periode taking-hold (2-4 hari post partum )
·           Ibu menjadi khawatir akan kemampuannya merawat bayi dan meningkatkan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.
Contohnya, saat ibu mulai awal penyesuaian diri biasanya perasaan ibu mudah sensitif jadi yang dibutuhka ibu adalah komunikasi yang baik serta sosialisasi misalnya seorang ibu pada masa nifas karena khawatir akan kemampuannya merawat bayi. Sering ibu meniru apa yang disarankan dari orang yang lebih berpengalamnan  misalnya dari tetangga atau ibu martua, sehingga ibi lebih meningkatkan tanggung jawab nya dan lebih maksimal dalam merawat bayi
·           Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh,seperti BAK, BAB, kekuatan dan ketahanan fisiknya.
Pada tahap ini ibu mulai melihat fungsi tubuhnya pelan-pelan ibu mengontrol perubahan fisiknya seperti kekencangan bagian perut yang mulai ada perubahan dan kembali seperti awal, ibu melihat perubahan berat badan, dan mulai memperhatikan pertahanan fisiknya seperti apakah ibu melakukan aktivitas normal seperti awal sebelum hamil.
·           Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi, seperti menggendong, menyusui, memandikan, dan menggantikan popok.
·           Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan
Pada tahap ini karena ibu masih dalam tahap pemulihan dan penyesuaian, maka ibu jadi lebih terbuka ibu sering berkunjung kebidan dan menyampaikan kehawatirannya terhadap mas nifasnya. Dengan sifat ibu yang cenderung berkonsultasi dengan bidan membuat ibu menjadi penurut dan menerima nasehat bidan. Hal ini dilakukan agar ibu lebih berpengalaman dan dapat menjalankan masa menjadi orng tua tanpa kekawatiran apapun

c.         Periode letting go
·            Biasanay terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan keluarga.
·            Beradaptasi dengan kebutuhan bayinya, menyebabkan berkurangnya hak ibu dan kebebasan hubungan social.


Depresi post partum
Biasanya setelah melahirkan ibu selalu berfikir apakah ia bisa atau mampu merawat dan membesarkan anak nya atau tidak pikiran ini akan hialang dengan sendirinya dimana dalam perjalanan ibu mendapatkan dukungan dari keluarga dan masyarakat, misalnya keluarga membantu merawat bayinya denga  memandikan dan menggantuk popok bayi
Misalnya ibu berfikar jika nanti anak nya rewel ia mampu atau tidak untuk menenangkan bayinya. Disini ibu sangat memerlukan bantuan dari orang terdekat nya misalknya ibu kandungnya atau ibu mertua untuk mengajarkan bagaimana cara menenangkan bayi.
·                Umumnya depresi ini tingkat sedang dan mudah berubah, dimulai 2-3 hari setelah melahirkan dan dapat diatasi diantara 2-3 minggu kemudian.
·                Jarang menjadi patologis sampai psikosis post partum.






                                                                        BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
        Kehamilan bagi seorang wanita merupakan salah satu periode krisis dalam kehidupannya. Pengalaman ini memberikan perasaan yang bercampur baur, antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan dialaminya semasa kehamilan.
Dimana banyak orang berspekulasi tentang mudah atau sulitnya aktivitas melahirkan bayi, dengan memperbandingkan prosesnya dengan berbagai suku  bangsa yang mempunyai bermacam-macam budaya dan Peristiwa kelahiran itu  bukan hanya merupakan proses yang fisiologis belaka, akan tetapi banyak pula diwarnai komponen-komponen psikologis. Dimana setiap wanita mengalami  perubahan psikologis yang berbeda-beda sehingga sangat penting bagi seorang  bidan untuk memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita khususnya perubahan psikologis baik pada masa pra-kehamilan, kehamilan,  bersalin, nifas, menyusui, masa lansia dini dan masa lansia lanjut.
3.2       Saran
1.         Diharapkan mahasiswa mampu memahami bagaiman proses kehamilan menurut teori Reva Rubin dan Ramona T Mercer sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.

2.         Diharapkan mahasiswa mampu memahami adat kebiasaan saat persalinan dan perubahan emosi ibu saat proses persalinan sehingga dapat memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan. 


Music

 

Remember Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea