KONSEP
KEBIDANAN
(
PENERAPAN TEORI REVA RUBIN)
Dosen
Pengampu :
Ibu Tutik Astutik SST.M.Kes
DISUSUN
OLEH : KELOMPOK V (Lima)
1. AYU
NUR AZIZAH : 11514001
2. MARIA
DENSIANA : 15140002
3. NURUL
ALMI SAMSU : 15140003
4. PASCALINA
NDANDIRWALU : 15140004
5. MISNAWATI :
15140006
6. ANIK
SUSANTI :
15140007
7. ANI
SULASTRI : 15140008
8. FATRI
PANEO : 15140009
9. BENI
ASITA : 15140010
10. IRNAWATI
MALIK : 15140011
11. NAZILA
KAOFA : 15140012
12. OKNI
TEISTARARA : 15140013
13. SAFITRIYANI : 15140015
14. SUSILAWATI : 15140018
15. KRISTIN
MARSELA N.I : 15140021
PROGRAM STUDI D-IV
BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah
ini berjudul “PENERAPAN TEORI
REVA RUBIN ”.Makalah
ini disusun secara sistematika sehingga pembaca dapat membaca dengan seksama.
Terselesaikannya makalah ini bukan
karena usaha kami sendiri, semua tidak terlepas dari uluran tangan yang
diberikan oleh berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari amatlah terbatas
pengetahuan dan kemampuan dalam membuat
makalah ini. Tentulah masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan.Dan kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 28 Desember 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
………………………………………………… i
DAFTAR
ISI ….………………………………………………………… ii
BAB I PENGANTAR …..…………………………………………………1
1.1 Latar
Belakang ……….………………………………………………1
1.2 Tujuan
Makalah ……….………………………………………...........1
BAB II PEMBAHASAN
...…………………………………………………2
2.1 Teori Yang Mempengaruhi Model Kebidan ………………………2
A. Teori Reva Rubin ...…………………………………………2
BAB III PENUTUP ………………………………………………………13
3.1. Kesimpulan ………..…………………………………………………13
3.2. Saran ………...…………………………………………………………13
DAFTAR
PUSTAKA ……...………………………………………………14
BAB II
PENGANTAR
1.1.
Latar
Belakang
Kemajuan
ilmu pengetahuandan tekhnologi dalam segala bidang berpengaruhi terhadap
meningkatnya kritis masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan
kebidanan.Hal itu menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme dalam menjalankan praktek kebidanan serta dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas.
Wanita
dalam pardigma kebidanan sebagai makhluk bio-psiko-sosio-kultural yang utuh dan
unik mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat
perkembangannya.Model dalam kebidanan mengadopsi dari beberapa model lainnya
dan berdasarkan teori yang sudah ada yaitu diantaranya teori Reva Rubin, sehingga
tercipta sebuah model kebidanan yang sesuai dengan filosifi kebidanan baik dari
segi bidan profesi maupun wanita dan keluarga sebagai focus pelayanan asuhan
kebidanan.
Model
kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan kepada klien sehingga akan terbina suatu partnership dalam asuhan
kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan akan dapat memberikan
sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian
bayi yang mengutamakan upaya-upaya promotive dan preventif.
1.2. Tujuan Makalah
a. Diharapkan mahasiswa mampu memahami masa kehamilan
menurut teori Reva Rubin.
b. Mampu memahami perubahan klien pada saat kehamilan
dan proses persalinan.
1.3.
Rumusan Masalah
c.
Bagaimana
penerapan Teori Reva Rubin tentang pencapaian peran seorang ibu ?
d.
Apa saja tahapan atau proses pencapaian peran seorang ibu
menurut Teori Reva Rubin?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. TEORI YANG MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAN
Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang
dapat secara jelas menguraika fenomena yang penting dalam sebuah disiplin .
A.
Teori
Reva Rubin
Teori
membahas tentang pencapaian peran sebagai ibu. Misalnya untuk mencapai peran
ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau
latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari
peran yang akan di alaminya kelak, sehingga ia mampu beradaptasi dengan keadaan
– keadaan yang dialaminya seperti perubahan - perubahan psikologis dalam
kehamilan hingga setelah persalinan.
1.
Perubahan yang umumnya terjadi pada wanita pada waktu hamil adalah :
a.
Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga
dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan janinnya.
Ibu
membutuhkan perhatian seperti hal nya mulai memeriksakan kandungan nya hingga
sikap manja yang biasa disebut mengidam dalam artian ibu hamil selalu minta
ditemani memeriksakan kondisi janin nya ke dokter kandungan oleh suaminya.
Kemudian dari sikap mengidam sebetulnya dalam dunia kesehatan itu tidak ada
tetapi itu hanya keinginan seorang ibu hamil untuk mendapatkan perhatian yang
lebih.
b.
Ibu memerlukan sosialisasi.
Ibu hamil memerlukan sosialisasi untuk
menambah wawasan. Mulai dari awal kehamilan hingga proses akan melahirkan
kemudian masa nifas hingga merawat bayi yang baik dan benar.
2.
Menurut Rubin seorang sejak hamil sudah
mempunyai harapan sebagai berikut :
a.
Memastikan keselamatan secara fisik,
kesejahteraan ibu dan bayi.
Seorang ibu yang hamil harus memperhatikan
keadaan fisiknya diantaranya sebagai berikut :
1. Pola
istirahat (seperti tidur teratur jangan bergadang)
2. Pola
aktivitas (beraktifitas seperti membersihkan rumah, berjalan kaki di pagi hari)
3. Pola
personal hygine (menjaga kebersihan dirinya seperti mandi )
b.
Memastikan penerimaan masyarakat terutama
orang-orang yang sangat berarti bagi ibu dan bayi.
Anggota keluarga, sanak saudara, dan
masyarakat sekitarnya sangat menerima ibu dan anggota baru (bayi), contoh nya
memberikan selamat atas kelahiran bayinya dan ikut merasa senang, bahagia atas
kehadiran seorang bayi.
c.
Penentuan gambar identitas diri.
Ibu mengerti dengan keadaan nya sekarang dan
memahami peran baru yang dialami sebangai seorang ibu.
d.
Mengerti tentang arti memberi dan menerima.
Pada tahap ini seorang ibu telah menerima dan
mengerti tentang arti member. Contohnya member perhatian terhadap anak kecil,
dengan cara memberikan nya makan maupun minum dan memeluknya, serta menerima
masukan masukan orang lain tentang kehamilan. Misalnya tentang nutrisi yang
harus dikonsumsi oleh seorang yang sedang hamil.
3.
Tahap-tahap psikososial yang bisa dilalui
oleh calon ibu dalam mencapai perannya :
a.
Anticipatory stage
Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan
memerlukan interaksi dengan anak yang lain.
Pada tahap ini ibu mulai melakukan atau
melatih dirinya untuk berinteraksi dengan anak kecil. Misalnya dengan cara
memberikannya perhatian, mencium, memeluk, memberikan nya makanan agar mengerti
pola anak kecil itu seperti apa dan nantinya ia akan tuangkan atau praktekkan
kepada anaknya setelah melahirkan.
b.
Honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar
yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga
yang lain.
Peran dasar ibu disini misalkan memandikan
bayi, dalam memandikan bayi ibu belum sepenuhnya mampu dan belum memahami cara
memandikan bayi, jadi ibu masih membutuhkan bantuan dari keluarganya misalnya,
ibu kandungnya, atau ibu mertua.
c.
Plateu stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan
sebagai seorang ibu. Tahap ini memerlukan waktu berapa minggu sampai ibu
kemudian melanjutkan sendiri.
Peran dasar ibu disini misalkan mengganti
popok bayi. Ibu sepenuhnya belum mampu untuk mengganti popok bayi dengan
sendiri, ibu masih belajar memahami bagaimana mengganti popok bayi yang baik
dan benar, dan ibu masih membutuhkan bantuan dari suami, ibu mertua atau dari
bidan yang ada disekitarnya
d.
Disengagement
Merupakan
tahap penyelesaian yang mana latihan peran sudah berakhir. Ibu sudah memahami
sepenuhnya peran dasar yang harus ia lakukan tanpa membutuhkan bantuan dari
suami,ibu kandung,ataupun ibu mertua. Peran ibu disini ia sudah mengerti
bagaimana cara menggantikan popok bayi, cara memandikan bayi dengan sendirinya.
4.
Arti
dan efek kehamilan pada pasangan :
a.
Pasangan
merasakan perubahan tubuh pasangannya pada kehamilan 8 bulan sampai 3 bulan
setelah melahirkan.
Seorang
perempuan yang sedang hamil 8 bulan akan mengalami kontaksi atau pengerutan
rahim yang merupakan awalan dari proses persalinan, hal ini sering membuat
perempuan menjadi panik. Bila kontraksi hanya berlangsung beberapa menit lalu
menghilang dan hanya terjadi satu sampai dua kali sehari ini berarti belum
saatnya untuk melahirkan, namun apabila kontraksi disertai keluarnya cairan
yang mengandung darah dari vagina kondisi ini bias memaksa kelahiran prematur.
3 bulan setelah melahirkan perut tampak cukup besar seperti saat hamil 6 bulan.
Butuh waktu bagi tubuh sang ibu terutama perut untuk benar-benar kembali pada
bentuk asalnya pasca melahirkan. Perubahan hormone menyebabkan rahim sulit
untuk menyusut kembali pada ukuran prakehamilan.
b.
Pria
juga bisa mengalami perubahan fisik dan psikosial selama pasangannya hamil.
1.
Couvade
Syndrom :
Suami
sering ikut mual,sakit punggung,berat badan bertambah dan ngidam,berarti suami
terkena Couvede Syndrom atau disebut juga dengan ”kehamilan simpatik”. Kadar
prolaktin dan kortisol pria meningkat sementara kadar testosterone dan
estradiol (hormone seks) menurun diawal dan akhir trimester kehamilan sang
istri.
2.
Sang
suami merasa bahwa dirinya adalah pria utuh. Sebagai seorang suami, tentunya
bangga ketika istrinya mengandung benih yang diberikannya.
3.
Bangga
karena akhirnya mendapat penerusnya.
4.
Merasa
cemas, hal ini timbul karena adanya rasa ketidakpastian mengenai janin yang
dikandung istrinya. Apakah janin itu akan lahir sehat atau tidak ataupun
masalah biaya persalinan.
5.
Merasa
kesal, terkadang mengikuti kemauan istri tidaklah mudah. Terkadang suami merasa
kesal akibat psikologis istrinya yang berubah saat hamil.
6.
Suami
merasa lebih proktektif karena melindungi dua nyawa sekaligus.
c.
Anak
yang akan dilahirkan merupakan gabungan dari 3 perbedaan yang ada, yaitu :
Anak
yang akan dilahirkan merupakan gabungan antara gen ayah dan juga gen ibu. Contohnya
: pewarisan sifat, golongan darah, warna kulit, dan lain-lain.
·
Hubungan
ibu dengan janin yang berkembang.
Hubungan
ibu dan janin yang berkembang sangat erat kaitannya, apabila kesehatan ibu
terganggu atau asupan gizinya kurang maka hal itu berdampak pula pada janin
yang ada dalam kandungannya, dan juga psikologis ibu juga dapat berpengaruh
pada janin maka ibu seharunya jangan sampai kelelahan ataupun stress.
·
Hubungan
individu dengan individu yang unik dan anak.
Setiap
manusia memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dari sifat, suku, budaya,
dan agama. Hubungan antar individu juga dapat mempengaruhi perkembangan janin.
Pada masa kehamilan ibu bukan hanya memerlukan dukungan dari keluarga tapi juga
dari masyarakat ( lingkungan social ). Apabila hubungan ibu dengan
individu-individu lain terjalin dengan baik maka ada harapan bahwa ibu dan anak
yang akan dilahirkan diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar.
d.
Ibu
tidak pernah lagi menjadi sendiri.
Ibu tidak pernah
menjadi sendiri lagi karena ada yang sedang menemani kemanapun ibu pergi. Dan
ada yang selalu memperhatikan dan merasakan ibu, dan ada yang selalu
berkomunikasi dengan ibu diluar dan
didalam perut setiap saat. Karena gerakan janin merupakan salah satu bentuk i
gin melakukan komunikasi dengan sang ibu.
e.
Tugas
yang harus dilakukan seorang wanita atau pasangan dalam kehamilan :
·
Percaya
bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh.
Seorang suami harus meyakini istrinya
bahwa ia pada saat itu sedang hamil. Ia harus menjaga pola makannya misalnya
mengkonsumsi makanan yang sehat agar janin yang ada ditubuhnya sehat.
·
Persiapan
terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin.
Contohnya : Persiapan fisik ini ditandai
dengan kesehatan yang memadai sehingga kedua belah pihak akan mampu
melaksanakan fungsi diri sebagai suami ataupun istri secara optimal. Ada
baiknya bila memeriksa kesehatan tubuh terutama faktor yang mempengaruhi
masalah reproduksi. Apakah organ reproduksi dapat berfungi dengan baik atau ada
penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi kesehatan janin.
·
Penyelesaian
dan identifikasi kebingunggan seiring dengan peran transisi untuk mempersiapkan
fungsi keluarga.
Contohnya :
Memelihara fisik keluarga dan para anggotanya,sosialisasi antar anggota
keluarga,dan membangkitkan dorongan dan semangat anggota keluarganya.
f.
Reaksi
yang umum pada kehamilan :
·
Trimester
I : Ambivalen
(merasa bingung harus senang atau cemas)takut, fantasi, khawati.Pada tahap ini
seorang ibu memikirkan kondisi bayinyan apakah kondisi bayinya tersebut dalam
keadaan cacat atau sempurna.
·
Trimester
II : Perasaan lebih enak,
meningkatkannya kebutuhan untuk mempelajari tentang perkembangan dan
pertumbuhan janin, menjadi narsistik, pasif, introvert, kadang egosentrik dan self
centered (keadaan merasa nyaman) pada tahap ini suami membuat istrinya nyaman,
memberikan kasih sayang dan menjaga istrinya.
·
Trimester
III : Berperasaan
aneh, semberono, jelek. Menjadi lebih introvert, mereflesikan terhadap
pengalaman masa kecil.
Pada tahap ini ibu merasa tidak
percaya diri dan merasa jelek atas bertambahnya berat badan dan perubahan
fisiknya.
Dalam penelitiannya dan
observasinya dari 20 tahun Rubin menyimpulkan bahwa tujuan dari usaha ibu
selama kehamilan adalah :
a.
Menyakinkan adanya
keamanan bagi diri dan bayinya selama kehamilan dan persalinan.
Dari ibu mulai meniru dan melakukan
praktik bagaimana peran seorang ibu, ibu berharap lebih percaya diri akan apa
yang dialami selama kehamilan dan persalinannya. Contohnya : Seorang ibu pada saat hamil
mendapat konseling, serta pemeriksaan dari bidan sehingga ibu berharap tentang
keamanan dirinya dan bayinya selama kehamilan dan persalinan nanti
b.
Menyakinkan adanya
penerimaan social bagi diri dan bayinya.
Misalnya seorang ibu yang hamil di
luar nikah. ibu tersebut dulunya bekerja sebagai wanita penghibur dan anak yang
dilahirkannya adalah hasil hal tersebut. Karena hal tersebut sehingga
masyarakat tidak menerimanya.
Jadi disini ibu berharap dirinya dan
bayinya dapat diterima di lingkungan socialnya
c.
Meningkatkan ikatan
tarik menarik dalam kontruksi dari image dan identitas dari saya dan anda.
Maksudnya disini
identitas sebagai seorang ibu. Misalnya wanita pada masa kehamilan beradaptasi
menjadi seorang ibu untuk kedepannya agar bisa menerima kondidi fisiologis pada
masa persalinan dan pasca persalinan.
d.
Mencari kedalaman dari
arti tindakan transitif dari member dan menerima.
Contoh : Seorang ibu memberi kasih sayang dan cinta terhadap
bayinya. hal tersebut mempengaruhi adanya hubungan tibal balik, bahkan sibayi
akan memberi kasih sayang dan cinta.
Aspek dari identitas diri peran ibu
yaitu :
a.
Ideal image : gambaran
tentang idaman diri
Contonya
: saya sebagai seorang ibu hamil
sudah mengidamkan bagaimana nantinya saya akan menjadi sorang ibu yang akan
mengurus bayi saya sendiri,
b.
Self image : gambaran tentang diri
Terdiri dari sikap wanita itu
melihat dirinya, yang dimilika dari pengalamannya. Image diri digunakan sebagai
reprentasi dari konsistennya “ saya sendiri “
Contohnya
: Saat hamil anak yang kedua, Ibu lebih tau dan memiliki gambaran untuk
melakukan aktifitas yang baik berdasarkan pengalaman sebelumnya,
c.
Body image : gambaran tentang perubahan tubuh
Perubahan
tubuh selama kehamilan dan perubahan nyata dari arti proses kehamilan itu.
Contonya
: Misalnya selama kehamilan Ibu melihat banyak perubahan tubuhnya seperti perut
mulai membesar, kaki bengkak, dan lain sebagainya
5.
Identitas
ibu dicapai dengan suatu proses dari aktivitas takking on, takking in, dan
Letting Go.
a.
Aktifitas
Taking On : Mimicry/ meniru dan bermain Peran atau role play
Seorang
perempuan yang baru pertama kali hamil meniru perilaku perempuan lain seperti keluarga,dan
tetangga yang pernah hamil dengan cara melihat,mendengarkan dan melaksanakan
pengalaman menjadi seorang ibu. Misalnya apa yang dilakukan saat persalinan
atau bagaimana pertumbuhan bayi pada hari-hari pertama serta bagaimana cara
merawat bayi, berlatih merawat bayi dengan menjadi
pengasuh anak temannya atau mencoba menyuapi anak kecil.
b.
Aktivitas
Taking In : fantasi dan introyeksi-Proyeksi-Rejeksi
Seorang perempuan sudah mulai
membayangkan peran yang dilakukan dimasa yang akan datang. Misalnya akan
seperti apa proses persalinannya nanti dan baju apa yang akan dikenakan bayinya nanti.
c.
Aktifitas
Leting Go : Grief-work
Seorang perempuan mengingat kembali proses dan
aktivitas yang sudah dilaksanakan. Dan seorang perempuan menghilangkan tindakan
yang dianggap sudah tidak tepat lagi Ketiga tahap ini terjadi pada saat
adaptasi psikososial pada masa post partum.
6.
Adaptasi Psikososial
Post Partum
Periode
post partum menimbulkan stress emosional terhadap ibi baru, bahkan lebih
menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat.
Faktor-faktor yang
memengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa
postpartum adalah :
a.
Respon
dan dukungan dari teman dan keluarga.
Respon dan dukungan yang diberikan.
Contiohnya mensuport bahwa ibu bisa merawat anaknya dengan baik, dengan cara
memberikan makanan dan nutrisi yang baik, menjaga kesehatan anaknya, serta
menghasilkan dengan rasa saying dan perhatian.
b.
Hubungan
dari pengalaman melahirkan dengan harapan.
Perempuan memiliki
begitu banyak trauma setelah melahirkan. Mereka memerlukan tempat untuk berbagi
cerita, dan membantu menjadi lebih nyaman dalam melahirkan bayinya. Biasanya
ibu yang mempunyai pengalaman tidak baik saat melahirkan anak sebelumnya
cenderung lebih hawatir saat menjelang hari kelahiran anak selanjutnya.
Memiliki bayi yang sehat, cerdas, dan berahlak mulia memang menjadi harapan
bagi setiap ibu. Berbagai cara dan tips ibu hamil dilakukan agar sikecil dapat
lahir dengan selamat. Tentu saja, seorang ibu hamil setidaknya ada 2 macam tips
yang harus dilakukan saat masa kehamilan yaitu tips cara lahiriyah misalnya
menjaga asupan nutrisi ibu hamil. Untuk tips batiniyah dilakukan dengan cara
berdoa. Biasa nya penglaman melahirkan dari orang-orng disekelilingnya juga
berpengaruh kepda ibu tersebut. Ibu akan meras takut jika pengalaman dari orang
di sekelilingnya itu tidak baik saat melahirkan seperti pendarahan dan
meninggal dunia saat melahirkan.
c.
Pengalaman
melahirkan dan membesarkan anak yang lalu (sebelumnya).
Bagi sebagian orang tua tanggung jawab
untuk merawat dan membesarkan anak bukanlah suatu yang mudah. Tanggung jawab
wanita karir lebih berat dibandingkan ibu rumah tangga biasa. Karena mereka
harus membagi waktu untuk anak dengan pekerjaan mereka. Tetapi ibu yang
sebelumnya sudah mempunyai anak akan sedikit lebih terbiasa dibandingkan ibu
yang baru pertama kali melahirkan. Ibu akan lebih cekatan dalam mengurus
bayinya berdasarkan pengalaman sebelumnya.
d.
Pengaruh
budaya.
Berbedanya kebudayaan menyebabkan
banyaknya mitos mengenai mas kehamilan persalinan, dan nifas. Contohnya
didaerah maluku terdapat btantangan makan pada masa nifas yaitu terong agar
lidah bayi tidak bercap putih. Nanas, mangga tidak bagus untuk rahim.
7. Adaptasi
psikososial post partum oleh Rubin dibagi dalam 3 fase atau periode :
a. Periode
taking-in(1-2
hari post partum )
·
Ibu pasif dan ketergantungan pada orang lain.
Membiarkan
orang lain untuk membuat keputusan yang penting dalam hidupnya dan mereka
merasa tidak yakin bahwa mereka cukup baik bahkan mereka tidak dapat membuat
keputusan. Contohnya ketika seorang ibu melahirkan ia sangat ketergantungan
dengan orang sekitarnya seperti ibu atau mertuanya yang akan ia biarkan
terlebih dahulu merawat bainya, karena ia merasa ibu atau mertuanya lebih
berpengalaman dalam hal itu.
·
Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran pada perubahan
bentuk tubuhnya.
Hormon
progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan
timbulkan rasa mual mual pada pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya
payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya. Banyak
ibu yang merasa kecewa, penolakan, kecemasan dan kesedihan saat kehamilan
pertama
·
Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya bersalin
berulang-ulang.
Ketika
pertama kali bersalin seorang ibu akan mencaritakan kepada orang disekitarnya
tentang apa yang ia rasakan dan perasaan bangga telah melahirkan seorang bayi
·
Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk memulihkan keadaan
tubuh pada kondisi awal atau semula.
Contohnya,
saat kehamilan pertama seorang ibu cepat merasa lelah atau gampang cape
sehingga membutuhkan istirahat yang cukup sehingga ibu merasa tenang terhadap
kehamilannya
·
Nafsu makan ibu bertambah sehingga membutuhkan Peningkatan
kebutuhan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi
tubuh tidak berlangsung normal
Biasanya
diawal kehamilan seorang wanita hamil sebagian besar cenderung nafsu makannya
menurun atau terkadang memilih milih makanan dan ada juga wanita diawal
kehamilan tidak suka memakan makanan seperti sayur sayuran sehingga menyebabkan
ibu hamil tersebut kurang nutrisi ini sangat tidak baik untuk ibu dan janin nyaa.
b.
Periode taking-hold (2-4 hari post partum )
·
Ibu menjadi khawatir akan kemampuannya merawat bayi dan
meningkatkan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.
Contohnya, saat ibu
mulai awal penyesuaian diri biasanya perasaan ibu mudah sensitif jadi yang
dibutuhka ibu adalah komunikasi yang baik serta sosialisasi misalnya seorang
ibu pada masa nifas karena khawatir akan kemampuannya merawat bayi. Sering ibu
meniru apa yang disarankan dari orang yang lebih berpengalamnan misalnya dari tetangga atau ibu martua,
sehingga ibi lebih meningkatkan tanggung jawab nya dan lebih maksimal dalam
merawat bayi
·
Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi
tubuh,seperti BAK, BAB, kekuatan dan ketahanan fisiknya.
Pada
tahap ini ibu mulai melihat fungsi tubuhnya pelan-pelan ibu mengontrol
perubahan fisiknya seperti kekencangan bagian perut yang mulai ada perubahan
dan kembali seperti awal, ibu melihat perubahan berat badan, dan mulai memperhatikan
pertahanan fisiknya seperti apakah ibu melakukan aktivitas normal seperti awal
sebelum hamil.
·
Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi,
seperti menggendong, menyusui, memandikan, dan menggantikan popok.
·
Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan
Pada
tahap ini karena ibu masih dalam tahap pemulihan dan penyesuaian, maka ibu jadi
lebih terbuka ibu sering berkunjung kebidan dan menyampaikan kehawatirannya
terhadap mas nifasnya. Dengan sifat ibu yang cenderung berkonsultasi dengan
bidan membuat ibu menjadi penurut dan menerima nasehat bidan. Hal ini dilakukan
agar ibu lebih berpengalaman dan dapat menjalankan masa menjadi orng tua tanpa
kekawatiran apapun
c.
Periode letting go
·
Biasanay terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat
berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan keluarga.
·
Beradaptasi dengan kebutuhan bayinya, menyebabkan
berkurangnya hak ibu dan kebebasan hubungan social.
Depresi
post partum
Biasanya setelah melahirkan ibu selalu
berfikir apakah ia bisa atau mampu merawat dan membesarkan anak nya atau tidak
pikiran ini akan hialang dengan sendirinya dimana dalam perjalanan ibu
mendapatkan dukungan dari keluarga dan masyarakat, misalnya keluarga membantu
merawat bayinya denga memandikan dan
menggantuk popok bayi
Misalnya ibu berfikar jika nanti anak
nya rewel ia mampu atau tidak untuk menenangkan bayinya. Disini ibu sangat
memerlukan bantuan dari orang terdekat nya misalknya ibu kandungnya atau ibu
mertua untuk mengajarkan bagaimana cara menenangkan bayi.
·
Umumnya depresi ini tingkat sedang dan mudah berubah,
dimulai 2-3 hari setelah melahirkan dan dapat diatasi diantara 2-3 minggu
kemudian.
·
Jarang menjadi patologis sampai psikosis post partum.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehamilan bagi seorang wanita merupakan salah satu
periode krisis dalam kehidupannya. Pengalaman ini memberikan perasaan yang
bercampur baur, antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang
apa yang akan dialaminya semasa kehamilan.
Dimana banyak orang
berspekulasi tentang mudah atau sulitnya aktivitas melahirkan bayi, dengan
memperbandingkan prosesnya dengan berbagai suku bangsa yang mempunyai
bermacam-macam budaya dan Peristiwa kelahiran itu bukan hanya merupakan
proses yang fisiologis belaka, akan tetapi banyak pula diwarnai
komponen-komponen psikologis. Dimana setiap wanita mengalami perubahan
psikologis yang berbeda-beda sehingga sangat penting bagi seorang bidan
untuk memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita khususnya
perubahan psikologis baik pada masa pra-kehamilan, kehamilan, bersalin,
nifas, menyusui, masa lansia dini dan masa lansia lanjut.
3.2 Saran
1.
Diharapkan mahasiswa mampu memahami bagaiman proses
kehamilan menurut teori Reva Rubin dan Ramona T Mercer sehingga dapat
mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
2.
Diharapkan mahasiswa mampu memahami adat kebiasaan saat
persalinan dan perubahan emosi ibu saat proses persalinan sehingga dapat
memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan.